Dorong Pariwisata, Pemerintah Harus Jaga Keamanan Transportasi

Pemerintah diminta serius dalam mengembangkan moda transportasi yang aman dan murah.

oleh Septian Deny diperbarui 06 Apr 2016, 16:04 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2016, 16:04 WIB
Kecelakaan di Halim, 10 Penumpang Batik Air Batalkan Penerbangan
Tiga orang penumpang Batik Air mengalami shock dan sudah dibawa ke RS untuk dilakukan pengecekan.

Liputan6.com, Jakarta - Insiden tabrakan yang terjadi antara pesawat Batik Air dengan pesawat Trans Nusa pada Senin, 4 April 2016 kemarin dinilai tidak akan berdampak pada sektor pariwisata di Indonesia.

Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didien Junaedy mengatakan, insiden semacam ini bisa terjadi di negara manapun. Termasuk juga negara dengan teknologi transportasi udara yang sudah sangat maju.

"Di situ kan belum di-classified, apakah human eror atau bukan. Tapi di mana saja bisa terjadi. Jangankan itu, kemarin dari Mesir mau pulang saja bisa terjadi," ujarnya di Jakarta, Rabu (6/4/2016).

Meski demikian, dia berharap insiden semacam itu tidak kembali terulang. Pasalnya, meski tidak memberikan dampak pada saat ini, namun jika insiden seperti ini terus terjadi maka dikhawatirkan akan menurunkan tingkat kepercayaan para wisatawan terhadap transportasi di Indonesia.

Selain itu, pemerintah juga diminta serius dalam mengembangkan moda transportasi yang aman dan murah yang menghubungkan destinasi wisata di Indonesia. Terlebih pemerintah telah menetapkan pengembangan 10 destinasi wisata yang gadang-gadang akan menyamai Bali.

"Jadi bangun 10 destinasi wisata itu termasuk aksesibilitas akan dibangun, jalan pelabuhan akan dibangun. Memang saat ini tidak semua Airline bisa terbang ke Eropa. Tapi dengan perkembangan saat ini nanti akan bertambah. Yang jelas itu yang butuh akses dari hub misalnya dari Jakarta ke tempat wisata," jelasnya.

Menurut Didien, ketersediaan moda transportasi yang mendukung pengembangan wisata di Indonesia selama ini masih sangat kurang. Namun demikian, dirinya tetap optimis hal tersebut bisa segera teratasi. Terlebih lagi, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memiliki komitmen yang tinggi terhadap sektor pariwisata di dalam negeri.

"Saat ini belum cukup, seperti Anambas aiport-nya baru dibangun. Memang lagi dikerjakan beberapa. Jadi untuk kebutuhan industri ini kita butuh kita butuh SDM dan infrastruktur, termasuk aksesibilitas‬," tandas dia. (Dny/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya