Garuda Indonesia Bukukan Laba Rp 1,03 Triliun pada 2015

Selama periode 2015, frekuensi penerbangan Garuda Indonesia Group mencapai 250.088 penerbangan.

oleh Septian Deny diperbarui 15 Apr 2016, 19:46 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2016, 19:46 WIB
20151029-Melihat Kondisi Bodi dan Interior Pesawat Boeing 777-300ER Milik Garuda-Tangerang
Pramugari berpose di dalam armada baru Garuda Indonesia Boeing B777-300ER sesaat setelah mendarat di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (29/10). Pesawat ini memiliki kapasitas penumpang 393 seat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) catatkan laba bersih sebesar US$ 77,97 juta atau Rp 1,03 triliun (estimasi kurs: 13.232 per dolar AS) pada 2015. Angka tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan sebesar 121,1 persen jika dibandingkan 2014 yang mengalami kerugian sebesar US$ 368,9 juta.

Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo mengatakan, kenaikan laba bersih perusahaan tersebut didorong oleh penerapan program Quick Wins sebagai bagian dari strategi jangka pendek perusahaan dan berbagai langkah efisiensi di sepanjang tahun, pada tahun lalu.

Arif merincikan, Garuda meraih pendapatan (operating revenue) sebesar US$ 3,81miliar, dibanding periode yang sama pada 2014 yang sebesar US$ 3,93 miliar. Sementara itu, beban usaha mengalami penurunan sebesar 15,8 persen pada 2015 menjadi US$ 3,64 miliar, dibanding tahun sebelumnya sebesar US$ 4,33 miliar.‬

"Pada 2015 Garuda Indonesia dihadapkan pada banyak tantangan baik domestik dan global khususnya dengan tidak stabilnya nilai tukar rupiah dan terjadinya bencana alam. Oleh sebab itu pendapatan usaha kita mengalami penurunan 3 persen year on year," ujarnya di Tangerang, Banten, Jumat (15/4/2016).

‪Seiring dengan pengembangan jaringan yang dilakukan secara berkelanjutan, kata Arif, Garuda Indonesia Group pada 2015 berhasil mengangkut 32,96 juta penumpang. Angka ini meningkat sebesar 13,1 persen dibanding 2014 yang sebesar 29,14 juta penumpang. Muatan kargo yang diangkut pada tahun 2015 ini mencapai 3 ton.‬

Arif menjelaskan, selama periode 2015, frekuensi penerbangan Garuda Indonesia Group mencapai 250.088 penerbangan atau meningkat 9,5 persen dibanding 2014 sebanyak 228.329 penerbangan. Kapasitas produksi (availability seat kilometer/ASK) juga meningkat sebesar 3,4 persen menjadi 51,86 miliar dari 50,15 miliar seat kilometer pada 2014.

Revenue Passenger per Kilometer (RPK) pada 2015 ini juga mengalami peningkatan sebesar 11,3 persen menjadi 40,05 bio dibanding periode yang samatahun lalu sebesar 35,99 bio.‬

‪Sementara itu, tingkat isian penumpang (Seat Load Factor SLF) pada 2015 meningkat sebesar 5,4 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar 71,8 persen menjadi 77,2 persen, dengan utilisasi pesawat sebesar 9:01 jam, dan tingkat ketepatan penerbangan (on time performance/OTP) mencapai 88 persen.‬

‪Di samping itu, Garuda Indonesia juga berhasil meningkatkan market share-nya di pasar domestik maupun internasional. Market share pasar domestik Garuda pada 2015 mencapai 43 persen, meningkat dibanding tahun lalu yang sebesar 38 persen. Sementara, market share pasar internasional 27 persen, meningkat dibanding 2014 sebesar 23 persen.‬

‪Sampai dengan akhir 2015 lalu, Garuda Indonesia, termasuk anak usaha Citilink mengoperasikan total 187 pesawat, yang terdiri dari 154 pesawat narrow body (Boeing 737-800 NG, Airbus A320, Boeing 737-300, Boeing 737-500, CRJ 1000 dan ATR 72-600) dan 33 pesawat wide body (Boeing 777-300ER, Airbus A330-200/300, dan Boeing 747-400), dengan rata-rata usia 4,3 tahun. (Dny/Gdn)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya