Bos Garuda Indonesia Sepakat Merger dengan Pelita Air

Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani setuju adanya merger dengan Pelita Air. Menurutnya, langkah itu bisa meningkatkan kinerja maskapai pelat merah.

oleh Arief Rahman H diperbarui 09 Jan 2025, 17:44 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2025, 17:44 WIB
Pocari Sweat Kolaborasi dengan Garuda Indonesia Garap Pasar Sport Tourism di Indonesia
Peluncuran pesawat kolaborasi Garuda Indonesia x Pocari Sweat di hanggar GMF, Tangerang. (dok. Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani setuju adanya merger dengan Pelita Air. Menurutnya, langkah itu bisa meningkatkan kinerja maskapai pelat merah.

Kabar konsolidasi ini diketahui telah bergulir sejak beberapa tahun lalu. Namun, proses itu tak kunjung terealisasi dan masih dalam tahap kajian.

"Perseroan memandang positif dan akan mendukung penuh rencana merger tersebut, yang tentunya akan dilandasi dengan kajian gang komprehensif dan prudent terhadap outlook bisnis dan kinerja perseroan," kata Wamildan dalam Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia, dikutip Kamis (9/1/2025).

Dia menerangkan, rencana merger antara Garuda Indonedia dan Pelita Air masih dalam tahap diskusi awal dengan pihak-pihak terkait. Termasuk dengan Kementerian BUMN selaku pemegang saham utama.

Kajian itu meliputi soal peluang pengembangan bisnis perusahaan pelat merah. Termasuk langkah merger yang jadi perhatian.

"Perseroan saat ini tengah dalam proses penyusunan kajian awal dan diskusi dengan pihak-pihak terkait-utamanya Kementerian BUMN selaku pemegang saham utama Perseroan, untuk dapat mengoptimalkan berbagai peluang sinergi bisnis guna memperkuat ekosistem bisnis industri transportasi udara di lndonesia sehingga dapat membawa manfaat berkelanjutan bagi masyarakat," terangnya.

Meski begitu, Wamildan tidak merinci mengenai target rampungnya proses merger Garuda Indonesia dan Pelita Air itu.

"Progres dari rencana merger ini akan kami sampaikan lebih lanjut sekiranya terdapat perkembangan signifikan berkaitan dengan tahapan maupun realisasi atas rencana strategis tersebut," ucap Wamildan.

 

Kata Erick Thohir

Terminal 3 Bandara Soetta Siap Melayani Penerbangan Internasional
Pemandangan pesawat Garuda Indonesia yang bisa dilihat dari bourding lounge Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin (24/04). Terminal ini mampu 25 juta calon penumpang per tahun. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir kembali buka suara terkait rencana merger maskapai pelat merah. Dia memang berencana melakukan konsolidasi Garuda Indonesia dan Pelita Air.

Diketahui, rencana ini sudah bergulir sejak beberapa waktu lalu. Terutama, setelah proses restrukturisasi yang membuat Garuda Indonesia semakin sehat.

Erick mengamini rencana merger tersebut masih menjadi bahasannya.

"Ya kan memang kita konsolidasi," ujar Erick usai acara MINDialogue, di Energy Building, Jakarta, Kamis (9/1/2025).

Menurutnya, konsolidasi maskapai pelat merah nantinya akan sejalan dengan target bisnisnya masing-masing. Garuda Indonesia akan melayani penerbangan premium, Pelita Air pada kelas premium ekonomi, dan Citilink pada penerbangan murah atau low-cost.

"Kenapa? Garuda itu kan memang akan jadi premium, Pelita (pada kelas) premium ekonomi dan tentu ada low cost (dilayani Citilink)," ujarnya.

Seperti diketahui, saat ini Garuda Indonesia dan Citilink berada dalam satu grup. Sementara itu, Pelita Air Service masih berada di bawah PT Pertamina (Persero).

 

Masih Kajian

Garuda Indonesia Tutup 97 Rute Penerbangan
Pesawat Garuda terparkir di landasan pacu Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Banten, Rabu (17/11/2021). Maskapai Garuda Indonesia akan menutup 97 rute penerbangannya secara bertahap hingga 2022 mendatang bersamaan dengan proses restrukturisasi yang tengah dilakukan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Erick menyampaikan, integrasi dari maskapai BUMN perlu terjadi untuk mengoptimalisasi penggunaan armada nantinya. Meski begitu, dia bilang rencananya masih dalam tahap kajian dan belum ditentukan target mergernya.

"Nah ini memang integrasi ini harus terjadi. Dan memang kan jumlah pesawat kita nggak cukup," kata dia.

"(Target selesai) Masih kajian, saya enggak tahu," sambung Erick Thohir.

Infografis Krisis Kepak Sayap Garuda Indonesia
Infografis Krisis Kepak Sayap Garuda Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya