Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) mencanangkan Gerakan Revolusi Oranye untuk mendorong buah Nusantara bisa bersaing dengan produksi negara lain. Program ini juga bertujuan menekan impor, sehingga dapat meningkatkan penghasilan petani lokal hingga Rp 120 triliun.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan, Gerakan Revolusi Oranye adalah gerakan pengembangan buah Nusantara secara revolusioner dalam skala perkebunan.
"Revolusi Oranye di mana arahan Bapak Presiden, kita kembangkan buah seluruh Indonesia," kata Amran, di Kantor Kementerian Pertanian Jakarta, Senin (9/5/2016).
Baca Juga
Dia mengatakan, langkah menunjang Gerakan Revolusi Oranye ini, pihaknya akan mengembangkan lahan perkebunan mencapai 100 ribu hektare (ha) dimulai pada tahun ini. Pengembangan berlanjut hingga lahan tersebut mencapai 400 ribu ha.
Jika pengembangan lahan ini tercapai, petani buah seluruh Indonesia diprediksi bisa mendapatkan tambahan pendapatan sekitar Rp 120 triliun.
"Kalau ini bisa dicapai petani dapat keuntungan tambahan kurang lebih Rp 120 triliun, seluruh Indonesia," tutur Amran.
Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Herry Suhardiyanto mengatakan, gerakan tersebut muncul dari keprihatinan maraknya buah impor di pasar lokal. Padahal Indonesia merupakan negeri yang memiliki keanekaragaman hayati dan tanah yang subur.
Melalui gerakan tersebut, perkebunan buah akan ditata, tanaman buah yang ditanam akan disesuaikan dengan kondisi alam di wilayah tersebut. Selain itu juga memperbaiki bibit sehingga menghasilkan buah dengan kualitas baik.
"Selama ini menanam buah secara tersebar. Pohonnya satu dibeli bibit buah di mana tidak tahu asal usulnya setelah bertahun-tahun ada hasil, sulit penetrasi pasar karena kualitas tidak konsisten karena itu kita fokuskan," tegas Herry. (Pew/Nrm)
Advertisement