JK Akui Tak Mudah Ambil Kebijakan di Bidang Pertanian

Wapres Jusuf Kalla mengatakan setiap cabang dalam sektor pada pertanian memiliki karakter berbeda.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 23 Mei 2016, 14:16 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2016, 14:16 WIB
20150729-Sawah-Kekeringan
Sawah Kekeringan (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Masalah pertanian di Indonesia memang tak bisa dipandang sebelah mana. Butuh inovasi dan perhitungan yang tepat agar kebijakan di bidang ini tidak jadi bumerang bagi petani.

Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla tak memungkiri tidak mudah mengambil keputusan dalam menentukan kebijakan di sektor pertanian. Sebab, setiap cabang dalam sektor pertanian memiliki karakter berbeda.

"Memang tidak mudah juga mengambil kebijakan yang sama di bidang pertanian," ujar JK saat pengarahan dalam acara Inovasi Rantai Nilai di Balai Kartini, Jakarta, Senin (23/5/2016).


Sektor pertanian di bidang makanan misalnya, terbagi menjadi 2, yakni makanan pokok yang strategis dan tambahan seperti kopi dan coklat. Sebut saja saat kopi mengalami kenaikan harga, tidak ada yang protes termasuk petani. Berbeda dengan kenaikan harga beras, semua protes kecuali petani yang bahagia.

"Tapi setiap kenaikan harga beras semua orang marah kecuali petani, pemerintah dihujat kalau harga beras naik," imbuh JK.

Karena itu, pemerintah mencari jalan keluar dengan memberi insentif dalam bentuk bibit bukan subsidi harga.

"Apapun semua itu, insentif yang utama adalah produktifitas. Kita punya kesempatan yang tinggi, karena kita rendah produktivitasnya," pungkas JK.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya