BRI Ingin Punya ATM dengan Identifikasi Wajah

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) ingin memperkuat jaringan di seluruh wilayah Indonesia dengan meluncurkan satelit BRISat.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 31 Mei 2016, 20:45 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2016, 20:45 WIB
20160531-BRI Habiskan Rp 3,375 triliun untuk Proyek Satelit BRISat
Direktur Utama BRI Asmawi Syam (kedua kanan) menunjukan replika Satelit BRISat saat Launching di Jakarta, (31/5/2016). Nilai investasi satelit ini mencapai Rp 3,375 triliun untuk meningkatkan kualitas layanan menjadi kuat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) ingin memperkuat jaringan di seluruh wilayah Indonesia dengan meluncurkan satelit BRISat. Namun begitu, satelit ini tidak hanya untuk mendorong transaksi namun juga untuk memperbaharui sistem transaksi di BRI.

Direktur Utama BRI Asmawi Syam mengatakan, saat ini di negara-negara maju telah menggunakan kode ATM wajah. Hal tersebut menjadi salah satu rencana BRI ke depannya.

"Penggunaan ini (satelit) tidak hanya untuk transaksi. Kita akan gunakan video banking. Jadi kalau Anda melihat beberapa negara hari ini ATM itu tidak perlu, ini ATM baru di beberapa negara tidak menggunakan PIN karena suka dipalsukan. Sekarang dia menggunakan wajah, jadi wajah kita begitu sudah direkam, dibaca dia menjadi PIN," kata dia di Kantor Pusat BRI Jalan SudirmanJ akarta, Selasa (31/5/2016).

Dia mengatakan, ‎untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan sistem teknologi yang canggih. Oleh karena itu, BRI memilih satelit untuk mendorong tercapainya sistem itu.

"Kemarin ada lagi geometrik (telapak tangan). Ada wajah itu. Ini semua memerlukan teknologi IT canggih dan kapasitas transponder yang banyak. Ini keunggulan yang bisa kita berikan," tambahnya.

Asmawi menuturkan, dengan adanya satelit nantinya BRI akan menerapkan menggunakan video call untuk komunikasi. "Kemudian video call kita akan melakukan video call. Misal kita bicara di sini BRI, mungkin masang TV ke semua kepala cabang saya seperti penyiar TV," kata dia.

Pihaknya mengatakan juga akan mendorong otomatisasi ‎di BRI. Dia bilang, kecanggihan teknologi untuk mengurangi penggunaan kertas dan tinta.

"Kemudian di internal, office automation, semua otomatisasi. Akan mengurangi, paperless. Ini era paperless karena tidak menggunakan banyak tinta dan ini terkait ramah lingkungan," tutup dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya