Ini Usulan Asumsi Dasar Sektor ESDM di 2017

Menteri ESDM membeberkan usulan asumsi dasar sektor ESDM ke Komisi VII DPR.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 14 Jun 2016, 21:20 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2016, 21:20 WIB
20160504-Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said-Jakarta
Menteri ESDM, Sudirman Said saat berkunjung dan menjadi narasumber untuk Liputan6 di SCTV Tower, Jakarta, Rabu (4/5).(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber dan Daya Mineral (ESDM) mengajukan asumsi dasar sektor ESDM dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2017 ke Komisi VII DPR.

Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, dalam asumsi dasar tersebut, mencantumkan usulan harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) pada kisaran US$ 35 sampai US$ 45 per barel, untuk target lifting migas 1,7 juta hingga 1,9 juta barel setara minyak. Ini dengan rincian, minyak 740-760 barel per hari dan gas 1,050- 1,150 juta barel setara minyak.


"ICP APBN 2016 US$ 50, dalam RAPBN-P kita usulkan US$ 35-US$ 40 per barel kemudian range untuk RAPBN 2017 US$ 35-US$ 40 per barel," kata Sudirman saat rapat dengan Komisi VII DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (14/6/2016).

Sementara untuk volume Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi diusulkan 16,6 juta hingga 16,85 juta kiloliter (kl).

Ini terdiri dari minyak tanah 0,6 hingga 0,65 juta dan solar 16 juta kl hingga 16,16 juta kl. Sedangkan volume elpiji 7,09 juta hingga 7,23 juta ton.

"Subsidi minyak tanah turun dari tahun sebelumnya, karena program konversi minyak tanah ke elpiji terus bertambah," tutur dia.

Sedangkan pada subsidi listrik diusulkan Rp 43,21 triliun hingga Rp 60,53 triliun. Nilai subsidi tersebut menggunakan kisaran karena belum ada penetapan pencabutan subsidi listrik untuk golongan 900 VA yang mampu.

‎"Subsidi listrik, tergantung kapan pergeseran subsidi 900 Va dilaksanakan," tutup Sudirman.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya