Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat Amerika Serikat (AS) ternyata paling khawatir soal keuangan. Kekhawatiran terhadap keuangan tersebut bahkan hampir menganggu semua bidang kehidupan mereka.
Berdasarkan laporan yang dirilis perusahaan keuangan Northwestern Mutual dari hasil survei terhadap 2.600 orang menyebutkan kalau 85 persen masyarakat AS cemas soal keuangan mereka. Bahkan satu dari empat masyarakat AS menyatakan khawatir terhadap uang setiap hari. Bahkan jumlahnya mencapai 28 persen.
Kemudian satu dari tiga masyarakat AS mengatakan kalau tingkat kecemasan terhadap keuangannya naik dalam tiga tahun terakhir.
Survei itu juga mengungkapkan kalau kekhawatiran terhadap uang berdampak negatif terhadap kehidupan terutama kepada kebahagiaan dan suasana hati.
Baca Juga
Baca Juga
"Tingkat kecemasan keuangan berdampak terhadap seluruh kehidupan masyarakat," seperti diungkap dalam survei itu, dikutip dari laman Marketwatch, Minggu (19/6/2016).
Survei itu menyebutkan kalau kekhawatiran masyarakat AS terhadap uang berdampak terhadap kebahagiaannya sebanyak 70 persen, suasana hati 70 persen, kemampuan mengejar impian 69 persen, kesehatan 67 persen, kehidupan rumah tangga 61 persen, dan kehidupan sosial 51 persen.
Dalam survei lainnya juga menyebutkan kalau kekhawatiran terhadap keuangan juga menganggu kehidupan dengan cara berbeda.
Advertisement
Berdasarkan survei yang dilakukan American Psychological Association pada 2015 menemukan kalau uang menjadi salah satu penyebab utama masyarakat AS stres. Hal ini terjadi pada orangtua dan masyarakat berusia 18-49 tahun.
Sementara itu, survei CreditCards.com menunjukkan kalau 68 persen perempuan dan 56 persen pria merasa terganggu tidurnya karena khawatir terhadap uang.
Bahkan satu dari tiga keluarga di AS tidak memiliki tabungan sama sekali. Hal itu berdasarkan riset yang dilakukan Pew Research Center. "Keluarga yang tidak memiliki tabungan mungkin menghadapi kesulitan menghadapi kejadian tak terduga," berdasarkan kesimpulan laporan itu.
Karena itu, kecemasan terhadap yang meningkat. Selain itu, Nortwestern menyebutkan kalau kekhawatiran terhadap uang lantaran tidak memiliki dana darurat sebanyak 38 persen, sakit sebanyak 34 persen, tabungan pensiun sebesar 21 persen, kehilangan pekerjaan 17 persen dan pengangguran sebanyak 15 persen. (Ahm/Ndw)