Liputan6.com, Jakarta - PTÂ PLN (Persero)Â mengencangkan ikat pinggang melalui efisiensi karena tidak ada tambahan subsidi listrik dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan/APBN-P yang telah menjadi keputusan Badan Anggaran/ Banggar.
‎Direktur Utama PLN Sofyan Basyir mengatakan, pihaknya terus mengencangkan ikat pinggang dengan efisiensi. Namun meski‎ begitu hasil efisiensi tidak cukup untuk menambal kekurangan subsidi listrik.
"Efisiensi jalan kita bagus. Tidak mungkin (cukup) efisiensi tidak sampai Rp 18 triliun," kata Sofyan, di Jakarta, Selasa (21/6/2016).
Baca Juga
Sofyan mengungkapkan, pengencangan ikat pinggang diperkirakan paling banyak dapat mengumpulkan uang Rp 8 triliun. Sementara tambahan subsidi listrik membutuhkan lebih banyak lagi. "Efisiensi paling juga single digit. Mungkin Rp 5, 6, 8 triliun," ujar Sofyan.
Sofyan menyebutkan, efisiensi yang dilakukan PLN berupa pengaturan perawatan, penghematan Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan mengganti Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), meningkatkan kapasitas pembangkit, mengurangi kehilangan dan pencurian listrik.
"Ditekan. makanya 8 koma sekian. Cuma masalahnya loses itu akan jadi lagi nambah. Loses itu tambah? Tahu tidak kenapa? Karena kita buka daerah-daerah terpencil, jadinya makin panjang lagi. Nambah lagi losesnya," tutur Sofyan. (Pew/Ahm)