Liputan6.com, Subang - PT Pertamina EP Asset 3 Field Subang mencatat produksi minyak dan gas bumi telah mencapai target Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) pada semester I 2016, ketika produksi migas mengalami penurunan alamiah (natural mae) dan pelemahan harga minyak global.
Field Manager Subang, Armand M Hukom mengatakan, produksi minyak Pertamina EP di Subang hingga akhir Juni mencapai 1.196 barel per hari (barrel oil per day/bopd) atau 102,61 persen dari target dalam RKAP 2016. Sedangkan produksi gas tercatat 239,68 juta kaki kubik per hari (mmscfd) atau 100,87 persen dari target dalam RKAP 2016 sebesar 237,65 mmscfd.
“Status Sumur aktif di Field Subang saat ini ada 58 sumur produksi dan 7 sumur injeksi yang tersebar di sejumlah area di kawasan Cilamaya, Kabupaten Karawang dan sejumlah kawasan di Kabupaten Subang, Jawa Barat," kata Armand di kantor Pertamina Field Subang, Jawa Barat, Senin (18/7/2016).
Baca Juga
Menurut Armand, produksi migas Pertamina EP di Subang sepanjang Januar-iJuni 2016 mengalami fluktuasi dengan produksi tertinggi pada Februari sebesar 1.304 bopd. Produksi gas juga mengalami fluktuasi sepanjang semester I 2016 dengan produksl tertinggi sebesar 244,15 mmscfd pada Januari.
Armand melanjutkan, produksi minyak tahun ini sedikit mengalami penurunan dibanding 2015 sekitar 1.500 bopd hal tersebut disebabkan penurunan harga minyak dunia, sehingga memaksa mengurangi kegiatan operasi, seperti menghentikan produksi sumur yang tidak ekonomis.
"Kalau berandai dulu harga minyak US$ 103 per barel, sekarang US$ 30 per barel. Kita cut revenue 70 persen, fleksibilitas pekerjaan lebih hati-hati, program kerja dipotong shingga berdampak produksi. Dulu produksi sumur 20-50 barel kita produksikan, harga minyak jadi US$ 30 barel, sumur tidak ekonomis berhenti," terang Armand.
Armand menyebutkan, seluruh minyak dari Field Subang dipasok untuk kilang pengolahan minyak di Balongan, Indramayu. Sedangkan gas dipasok ke sejumlah konsumen antara lain PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS), PT Pupuk Kujang, dan industri di wilayah Jawa Barat.
“Kami juga menjual karbondioksida (C02) kepada dua pembeli utama, yaitu PT Samator dan PT Aneka Gas Industri (ASI)," ungkap Armand. (Pew/Ndw)
Advertisement