Liputan6.com, Jakarta - Produksi minyak dan gas bumi (migas) PT Pertamina (Persero) hingga akhir tahun diperkirakan mencapai 656 ribu barel setara minyak per hari (barel oil equvalent per day/boepd). Ini setelah produksi migas meningkat pada semester I tahun ini.
Komposisinya, produksi minyak pada semester I ini tercatat sebesar 305 ribu barel per hari (bph), naik 11,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu 274 ribu bph. Sedangkan produksi gas mencapai 1.938 mmscfd, naik 15,8 persen dari sebelumnya 1.710 mmscfd.
Dengan realisasi tersebut, maka produksi migas pada pertengahan tahun ini mencapai 640 ribu barel setara minyak per hari, dari sebelumnya 569 ribu barel setara minyak per hari.
Advertisement
‎"Dengan peningkatan produksi minyak dan gas tersebut, secara konsolidasi produksi migas Pertamina selama semester I 2016 naik 12,5 persen dibandingkan dengan tahun lalu," kata Syamsu, di Jakarta, Jumat (22/7/2016).
Baca Juga
Dia mengungkapkan, dari prediksi produksi migas sebesar 640 ribu barel setara minyak per hari, antara lain, disumbang dari minyak yang naik 12,5 persen menjadi 313 ribu bph. Adapun realisasi produksi minyak tahun lalu sebanyak 278 ribu bph.
Kemudian dari produksi gas yang diprediksi naik sekitar 5 persen dari sebelumnya 1,90 bscfd menjadi 1,99 bscfd.
“Dengan proyeksi kenaikan tersebut, telah sejalan dengan target pertumbuhan produksi tahunan sesuai aspirasi Pertamina hingga 2025 yang kami targetkan sebesar 8 persen per tahun," lanjut dia.
Dia menguraikan, peningkatan produksi terjadi pada aset-aset di dalam dan luar negeri. Dari dalam negeri pertumbuhan mencapai 9,4 persen dibandingkan dengan tahun lalu, yaitu dari semula 492,5 ribu boepd menjadi 539 ribu boepd.
Ini utamanya disokong kenaikan produksi Banyu Urip yang tahun ini menjadi bagian produksi Pertamina sekitar 75 ribu boepd.
Sementara produksi dari luar negeri naik sekitar 3 persen atau menjadi 117 ribu boepd. Pada semester kedua ini, tambahan produksi juga diharapkan bersumber dari Proyek Pengembangan Gas Matindok sekitar 50 mmscfd.
"Untuk luar negeri, tambahan minyak diharapkan dari Aljazair setelah melakukan penambahan fasilitas produksi, serta Irak yang sukses melakukan water injection, serta potensi dari aktivitas merger dan akuisisi. Jika berjalan lancar, kemungkinan produksi akan lebih tinggi lagi," tutup Syamsu Alam.