Sebagian Pemilik Surat Utang Negara Tak Murni Asing?

Dari 39 persen yang merupakan investor asing antara lain dimiliki ‎bank sentral negara lain dan para investor besar.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 01 Agu 2016, 16:29 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2016, 16:29 WIB
Tingkat Utang RI Paling Rendah di Asia
Dari hasil riset HSBC menyebutkan, Singapura menjadi negara dengan tingkat utang tertinggi, yaitu mencapai 450 persen terhadap PDB.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Bambang Brodjonegoro‎ memperkirakan terdapat kepemilikan lokal di Surat Utang Negara (SUN) berdenominasi rupiah yang saat ini dimiliki asing. Artinya, selama ini investor lokal tersebut tak mencatatkan identitas sebenarnya saat membeli SUN.

Bambang menerangkan, SUN dalam rupiah saat ini sebesar 39 persen merupakan milik asing. ‎ Pada porsi tersebut diprediksi tak semua merupakan milik investor yang murni asing, namun sisanya terdapat pula milik investor lokal.

"Kebetulan saya paham SUN, kepemilikan asing di SUN rupiah 39 persen. Untuk standar internasional tentu dianggap volatil, rawan pembalikan mendadak. Tapi saya mendalami 39 persen siapa, kita ingin tahu," kata dia di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (1/8/2016).

Dia mengatakan, dari 39 persen yang merupakan investor asing antara lain dimiliki ‎bank sentral negara lain dan para investor besar.

"‎Ternyata banyak bank sentral membeli SUN rupiah kita plus investor jangka panjang skala besar, menjadi pembeli besar dan memang long term investment. Potensi hot money nggak ada," tambah Bambang.

Namun begitu, dia menyebutkan, terdapat pula investor asing  jangka pendek yang kebanyakan berasal dari Singapura. Mereka ini yang terindikasi sebenarnya merupakan investor lokal.

"Saya fokus ke short, yang berorientasi hot money. Ternyata dari kelompok ini mayoritas asing yang base di Singapura. Ya okelah Singapura maju, tapi kita tahu persis siapa orang Singapura yang tertarik surat berharga negara pasti mayoritas orang Indonesia sendiri SPV," jelas dia.

Bambang mengatakan, pola demikian kemungkinan juga terjadi di pasar saham. Dengan adanya Program Tax Amnesty maka investor tersebut bakal menggunakan identitas aslinya.

"Kalau logika yang diterapkan di saham, Pak Tito (Direktur Utama BEI) disebut asing leader bursa siapa mereka, dari mana mereka, konklusinya di SUN ini sama polanya," tandas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya