Cara Jitu Kantor Pajak Badung Selatan Sosialisasikan Tax Amnesty

Kepala Kantor Pajak Badung Selatan Widi Widodo menuturkan, terdapat 60 ribu Wajib Pajak (WP) di wilayah Badung Selatan.

oleh Dewi Divianta diperbarui 04 Agu 2016, 20:28 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2016, 20:28 WIB
Pemerintah terus melakukan sosialisasi program pengampunan pajak atau tax amnesty.
Pemerintah terus melakukan sosialisasi program pengampunan pajak atau tax amnesty.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus melakukan sosialisasi program pengampunan pajak atau tax amnesty. Bali menjadi salah satu daerah yang menjadi target sosialisasi. Kantor Pajak Badung Selatan memiliki banyak cara untuk melakukan sosialisasi program tax amnesty.

Kepala Kantor Pajak Badung Selatan Widi Widodo menuturkan, terdapat 60 ribu Wajib Pajak (WP) di wilayah Badung Selatan. Dari jumlah tersebut yang menjadi target bidikan program tax amnesty adalah separuhnya. "Dari jumlah itu, target riil 30 ribu WP. Dari jumlah itu sudah ada 8 WP yang tebus pajak senilai Rp 800 juta," kata Widi kepada Liputan6.com seperti ditulis Kamis (4/8/2016). 

Antusiasme warga Bali dengan program tax amnesty cukup tinggi. Dari target 125 peserta sosialisasi, seluruhnya hadir. Oleh sebab itu Widi optimistis potensi pendapatan negara di wilayah Kantor Pajak Badung Selatan akan tercapai.

Ia menjelaskan, kawasan Badung Selatan memiliki karakteristik wajib pajak berbeda dengan daerah lain. "Kalau daerah lain wajib pajak lebih banyak pegawai, di wilayah kami wajib pajak enterprenuer. Karakteristiknya unik," ucapnya.‎

Wilayah kerja Kantor Pajak Badung Selatan meliputi Seminyak, Legian, Kuta, Benoa, Tanjung Benoa, Pecatu dan sejumlah kawasan yang menjadi jantung pariwisata Bali. Untuk itu, Widi mengaku optimistis mencapai realisasi target yang dibebankan kepada KKP Badung Selatan yang mencapai Rp 1,136 triliun.

"Sampai saat ini sudah mencapai 37 persen. Sebetulnya tujuh bulan kerja jika dilihat dari angka normal maka mestinya sudah mencapai 50 persen. Ini di bawah target," katanya.

U‎ntuk terus menggenjot kesadaran WP, Widi mengaku menerapkan sistem jemput bola. "Kami juga pasang banner di bandara, kami punya orang untuk sosialisasi ke banjar-banjar. Kami masuk ke bank-bank seperti ‎Bank Mandiri, BNI dan Permata. Kami bagikan selebaran di keramaian. Cara itu kami tempuh, sejauh ini efektif. ‎Harapan kami program ini harus sukses," tutur Widi.

Tak hanya itu, Widi juga mengaku pihaknya membuka counter-counter di pusat perbelanjaan. Di Bandara Ngurah Rai ia menempatkan delapan pegawainya yang bekerja 24 jam secara bergantian. "‎Saya sedang menjajaki klub hobi seperti motor, mobil atau sepeda dan komunitas lainnya," katanya.

Menurut dia, ada banyak keuntungan yang didapat dari program tax amnesty yang digagas pemerintah. Jika tarif pribadi perorangan sebesar 30 persen, maka dengan tax amnesty ini hanya cukup membayar 2 persen saja. "Jauh sekali diskonnya. Kondisi normal dengan tax amnesty berbeda," ujar dia.

Soal pelaksanaan program tax amnesty sendiri, Widi menjamin kerahasiaan nama wajib pajak. Menurut dia, mekanisme tax amnesty mirip dengan teknis pengampunan dosa di gereja, di mana nama jamaat betul-betul dirahasiakan.‎

"Konsepnya seperti pengampunan dosa di gereja. Antara pastor dan yang meminta pengampunan ada sekat. WP yang mau masuk tax amnesty hanya orang yang pertama saja yang tahu. Nanti namanya di barcode. Jadi betul-betul dijaga kerahasiaannya. Data mereka dikirim ke pusat pengelolaan data di Makassar, tidak bisa diakses siapapun," ucap Widi.

Sementara soal target realisasi dana repatriasi Widi mengaku institusinya tak memiliki hal target tersebut. ‎"Tidak ada. Kita tidak tahu siapa-siapa saja yang punya uang di luar negeri. ‎Kalau target pemerintah itu kan Rp11 ribu triliun dana di luar yang bisa direpatriasi, itu data dari Kementerian Keuangan," tutur dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya