Jual Solar Subsidi, Pertamina Rugi Rp 550 per Liter

Kerugian Pertamina dalam menjual Solar bersubsidi pada Agustus masih bisa ditutupi dari keuntungan penjualan pada Januari 2016.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 07 Sep 2016, 11:50 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2016, 11:50 WIB
20151008-Solar turun-Jakarta
Petugas mengisi BBM jenis solar di SPBU kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (8/10/2015). Pemerintah menurunkan harga solar dari Rp 6.900/liter menjadi Rp.6.700/liter. Harga baru itu akan berlaku mulai Jumat, 9 Oktober mendatang. (Liputan6.com/Angga

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mengaku rugi karena menjual bahan bakar minyak (BBM) jenis Solar bersubsidi. Kerugian yang dialami oleh Pertamina mencapai Rp 550 per liter. Harga solar bersubsidi tersebut berada di bawah harga pasar. 

Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, kerugian penjualan Solar dialami Pertamina sejak Agustus dan diperkirakan akan berlanjut hingga September ini.

Kerugian tersebut karena harga Solar bersubsidi tidak berubah atau tetap di harga Rp 5.150 per liter, meski harga acuannya Mean of Platts Singapore (M‎OPS) naik.

"Sekarang ini memang sudah rugi. Jadi harga MOPS naik, tapi harga Solar tidak berubah sampai September. Ya rugi," kata Bambang, di Jakarta, Rabu (7/9/2016).

Menurut Bambang, kerugian Pertamina dalam menjual Solar bersubsidi pada Agustus masih bisa ditutupi dari keuntungan penjualan pada Januari 2016. Namun jika dihitung hingga September, Bambang belum ‎mengetahui apakah kerugian tersebut masih bisa ditutupi dengan keuntungan sebelumnya karena masih dalam tahap perhitungan.

"Jadi kemarin Januari masih untung. Juni rugi, Juli untung, ‎sedangkan sampai dengan Desember kami belum tahu," tutur Bambang.

Untuk menghindari kerugian berlanjut, Bambang berharap pemerintah menaikkan harga Solar bersubsidi pada awal Oktober‎ 2016. Pertamina juga telah mengusulkan untuk menaikkan harga Solar.

"Ya naik dong. Ya kasih untung dong. Kami namanya badan usaha dikasih untung wajar dong 5 persen cukup. Pengusaha SPBU juga tidak rugi," ujar Bambang. (Pew/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya