Realisasi Tebusan Tax Amnesty Jadi Pendukung Penguatan Rupiah

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat tipis pada perdagangan Rabu pekan ini.

oleh Arthur Gideon diperbarui 21 Sep 2016, 11:09 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2016, 11:09 WIB
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat tipis pada perdagangan Rabu pekan ini.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat tipis pada perdagangan Rabu pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat tipis pada perdagangan Rabu pekan ini. Rupiah mampu menguat saat beberapa mata uang Asia lain tertekan.

Mengutip Bloomberg, Rabu (21/9/2016), rupiah dibuka di level 13.135 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang tercatat 13.145 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang ini, rupiah berada di kisaran 13.131 per dolar AS hingga 13.163 per dolar AS. Jika dihitung sejak tahun, rupiah mampu menguat 4,68 per dolar AS.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah dipatok di angka 13.148 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.142 per dolar AS.

Dolar AS memang melemah terhadap beberapa mata uang utama dunia karena investor sedang menunggu kepastian kebijakan moneter Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed).

Bank Sentral AS sedang mengadakan rapat pada 20-21 September yang hasilnya akan diumumkan pada Rabu waktu setempat.

Kebijakan yang ditunggu-tunggu oleh investor adalah apakah The Fed akan menaikkan suku bunga pada pertemuan ini. Namun sebagian besar analis dan ekonom memperkirakan langkah tersebut sulit untuk direalisasikan melihat data-data ekonomi yang ada.

"Saya rasa Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen akan mengatakan hal yang sama seperti pertemuan sebelumnya bahwa mereka akan melihat data yang ada," jelas analis pasar uang HSBC Holdings Plc,Daragh Maher. Dengan belum adanya kepastian dari keputusan The Fed tersebut membuat dolar AS tertekan.

Sedangkan ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, pergerakan rupiah lebih banyak didominasi oleh faktor global.

Rupiah mampu bertahan di saat beberapa mata uang di negara Asia lain mengalami pelemahan. Secara umum masih ada kekhawatiran keputusan The Fed dan Bank Sentral Jepang yang bisa mengecewakan investor.

"Pencapaian uang tebusan tax amnesty yang baik masih mendukung daya tarik aset berdenominasi rupiah ditambah dengan harapan pemangkasan bunga acuan BI minggu ini," jelas dia. (Gdn/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya