Liputan6.com, New York - Peristiwa Britain Exit (Brexit) atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa masih berbuntut panjang. Karena Brexit, peluang kerja di sektor keuangan di negara itu kini makin sempit.
Jumlah peluang kerja di sektor keuangan di Inggris turun 10,1 persen usai fenomena Brexit Juni lalu. Ketidakpastian keanggotaan Inggris di Eropa terkait pasar tunggal memukul kepercayaan diri pasar.
Lowongan kerja sektor keuangan turun di setiap kawasan pada Juli dan Agustus, menurut Institut Riset dan Kebijakan Publik.
Advertisement
London mengalami penurunan 13,6 persen peluang kerja termasuk di untuk posisi administrasi, manager, dan kepala eksekutif.
"Ini sangat mencolok," ucap pejabat dari institut tersebut dilansir dari Business Insider, Jumat (23/9/2016).
Orang yang melamar kerja untuk sektor keuangan di Dublin naik hingga 800 persen, menurut keterangan Manpower, firma perekrut pekerja.
Kurangnya kepastian dari kota apa yang dikenal dengan nama paspor layanan finansial kota London, yang membuat bank bisa menjual layanan mereka pada nasabah di Uni Eropa, melukai kepercayaan diri pasar tenaga kerja di London.
Dikabarkan juga tak ada rencana untuk mengatasi hal itu sejauh ini.
Pada Kamis kemarin, Sekretaris Luar Negeri, Boris Johnson mengatakan bahwa Britain akan mulai proses keluar pada awal tahun depan. Namun Perdana Menteri Theresa May membantah dan mengatakan tak ada kepastian soal waktunya.
Data bau ini menggambarkan dampak langsung dari keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa menghantam sektor keuangan," ujar Clare McNeil, associate director Work and Families at IPPR. (Zul/Gdn)