Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat pada perdagangan Selasa pekan ini. Selain hasil uang tebusan pengampunan pajak yang terus meningkat, hasil debat calon presiden AS juga mampu mendorong penguatan rupiah.
Mengutip Bloomberg, Selasa (27/9/2016), rupiah dibuka diangka 13.030 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.041 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di level terkuat 12.903 per dolar AS dan terlemah di 13.042 per dolar AS. Jika dihitung sejak awal tahun, rupiah mampu menguat 5,55 persen.
Advertisement
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.027 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.076 per dolar AS.
Baca Juga
Mengutip Reuters, beberapa bursa saham di kawasan Asia dan juga mata uang negara-negara di kawasan Asia menguat setelah debat calon presiden AS yaitu Hillary Clinton dan Donald Trump.
Pelaku pasar melihat Hillary memiliki jalan yang lebih mulus untuk menduduki posisi presiden AS dibandingkan dengan saingannya.
"Pelemahan dolar AS menunjukkan bahwa pelaku pasar mengawasi dengan cermat dan tidak ragu untuk mendukung Hillary," jelas analis mata uang senior Westpac, Sean Callow.
Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan sentimen positif domestik terbukti masih cukup mampu meredam sentimen penguatan dollar AS di pasar Asia.
"Dari domestik, menjelang akhir periode I tax amnesty, laju peningkatan uang tebusan terlihat masih cukup drastis. Pelonggaran proses administrasi yang diluncurkan Kementerian Keuangan bisa menambah dorongan pencapaian uang tebusan hingga akhir tahun," jelas dia.
Rupiah berpeluang tetap kuat pada hari ini melihat penguatan harga minyak serta pelemahan dolar AS. (Gdn/Ndw)