Batan Ingin Eksploitasi Uranium Terbuka untuk Pembangkit Nuklir

Uranium merupakan bahan baku untuk pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 11 Okt 2016, 17:01 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2016, 17:01 WIB
Uranium merupakan bahan baku untuk pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
Uranium merupakan bahan baku untuk pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).

Liputan6.com, Jakarta - Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) meminta supaya kegiatan eksploitasi uranium dibuka untuk kegiatan komersial. Uranium sendiri merupakan bahan baku untuk pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).

Kepala Batan Djarot S Wisnubroto menerangkan, potensi uranium di Indonesia sebanyak 74 ribu ton. Sementara, uranium tak bisa dieksploitasi secara komersial karena ada payung hukum yang mengatur hal tersebut.

"Kita itu mempunyai 74 ribu ton uranium potensi di seluruh Indonesia. Sayangnya undang-undang kita belum membolehkan eksploitasi secara komersial. Undang-Undang itu adalah Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997, Undang-Undang (UU) sudah lama," kata dia dalam acara Teknologi Nulir: Workshop untuk Media di Jakarta, Selasa (11/10/2016).

Dia berharap,UU tersebut segera direvisi. Lantaran ketentuan tersebut akan menghambat rencana pengembangan PLTN ke depannya.

"Sementara kita berproses UU-nya. Saya ingin dibuka saja kalau memang ada investor mau mengeksploitasi uranium biar bisa memanfaatkan untuk pembangunan atau operasi PLTN kelak di Indonesia," jelas dia.

Dia menuturkan, rencana revisi UU tersebut baru masuk kajian naskah akademis.

"Oktober mau masuk naskah akademi moga-moga masuk Prolegnas sehingga bisa dipercepat. Itu keinginan kita. Keinginan kita ingin memperbanyak stakeholder," tambah dia.

Terkait dengan uranium, dia mengatakan komoditas tersebut berbeda dengan komoditas lain seperti batu bara, minyak, dan gas. Lantaran setelah terpakai hasil sisa uranium masih bisa digunakan.

"Kalau uranium dibakar menghasilkan sesuatu lain bisa dipakai lagi. Dan sisanya masih bisa dipakai. Itu bedanya batu bara, minyak, gas. Kita mendapatkan sedikit renewable tidak persis sama. Kita katakan neo renewable," ujar dia.

Bahkan jika teknologi terus dikembangkan, air laut bisa diekstraksi menjadi uranium. Alhasil, PLTN bakal menjadi pembangkit dengan bahan baku yang dapat diperbaharui.

"Nanti kelak kalau bicara teknologi bahwa air laut bisa diekstrak uraniumnya maka uranium, nuklir, renewable energi," tutur dia. (Pew/Ahm)

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya