Liputan6.com, Jakarta - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menegaskan kondisi stabilitas sistem keuangan Indonesia pada kuartal IIIÂ 2016 baik dan terkendali. Kondisi ini didukung perbaikan kinerja fiskal, makroprudensial, dan lembaga keuangan di Tanah Air.
Kesimpulan itu disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani usai rapat berkala KSSK di kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Senin (24/10/2016).
Selain dari Kemenkeu, rapat tersebut dihadiri anggota KSSK lain, yakni Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah. Â
"KSSK menyimpulkan kondisi stabilitas sistem keuangan pada kuartal IIIÂ 2016 dalam kondisi baik dan terkendali," ujar Sri Mulyani.
Baca Juga
Ia menjelaskan, KSSK memotret kondisi ekonomi global dan nasional, mulai dari nilai tukar rupiah, makroprudensial, sistem pembayaran, pasar modal, pasar surat berharga negara, sistem perbankan, lembaga keuangan non bank, LPS, dan kebijakan fiskal.
Sri Mulyani menuturkan, sistem keuangan Indonesia dalam keadaan aman terkendali didukung dari beberapa faktor. Antara lain, ia menambahkan, penurunan tekanan terhadap kurs rupiah, membaiknya kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang merupakan instrumen fiskal sebagai dampak langkah pemerintah dari sisi belanja.
"Termasuk implementasi program pengampunan pajak (tax amnesty dan penerimaan pajak, membaiknya kondisi pasar modal, lembaga keuangan yang kondisinya terjaga dengan baik. Hal ini sejalan dengan konsistensi kebijakan Kemenkeu di fiskal," Sri Mulyani menerangkan.
"Kemenkeu, BI, OJK, dan LPS sepakat menjaga sistem keuangan Indonesia supaya berjalan dengan baik, normal, melakukan fungsinya sebagai intermediary, maupun menjaga kepercayaan terhadap prospek perekonomian Indonesia," ujar dia.
Advertisement