Liputan6.com, Jakarta Pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal III tahun ini sebesar 5,1 persen (year on year/yoy). Pertumbuhan ekonomi tersebut tertopang menggeliatnya investasi di Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, realisasi investasi juga mulai terlihat pada kuartal III ini.
"Kalau saya kok perkiraannya masih di 5,1 persen yoy," kata Darmin di Kantor Koordinator Bidang Perekonomian Jakarta, Senin (31/10/2016).
Baca Juga
Darmin mengakui, hingga kini realisasi investasi memang masih kecil. Namun realisasi investasi sebenarnya mulai bermunculan menjelang akhir tahun ini.
"Ya penanaman modal memang pertumbuhannya masih tumbuh dengan baik tapi memang lebih kecil dari tahun lalu. Tapi realisasi dari investasi yang sudah ada, itu tidak sama lho, ada yang baru mau masuk, ada yang sudah di sini," jelas dia.
Dia mencontohkan, investasi di bidang kelistrikan. Investasi yang tengah diproses tahun lalu baru terealisasi di tahun ini.
"Misalnya listrik, ya itu kan persetujuan investasinya sudah sejak tahun lalu, tapi realisasinya baru mulai sekarang. Jadi perkiraan saya sih realisasi investasinya yang baik. Realisasinya ya. Ya artinya orang mulai merealisasikan investasinya," tandas dia.
Beberapa waktu lalu, Darmin menuturkan, pertumbuhan ekonomi nasional benar-benar melemah pada 2014. Kondisi bahkan belum membaik di 2015.
Advertisement
Barulah pada kuartal II 2016, Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen, yakni 5,18 persen, sehingga semester I, ekonomi tumbuh 5,04 persen.
"Itu karena pemerintah mulai mengejar ketertinggalan membangun infrastruktur, supaya investasi, pengeluaran pemerintah, dan konsumsi rumah tangga menjadi sumber pertumbuhan ekonomi," kata dia.
Ditambah dengan terbitnya 13 paket kebijakan ekonomi. Tujuan paket ekonomi di antaranya ialah mempermudah kegiatan usaha di Indonesia.
Sementara Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, pemerintah akan menjaga pertumbuhan ekonomi nasional di atas 5 persen lewat desain Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang seimbang, realistis, dan kredibel. Dengan begitu, APBN diharapkan dapat menjadi pelindung ekonomi Indonesia supaya tidak terseret arus pelemahan global.
Sri Mulyani menyimpulkan, ekonomi Indonesia masih dalam kondisi baik. Namun dalam dua tahun terakhir (2014-2015), terjadi pelemahan di beberapa sektor usaha akibat pelemahan ekonomi dunia.
Ia menambahkan, paling dramatis melihat realisasi pertumbuhan ekonomi di setiap kuartalnya.
Pelemahan ekonomi, dijelaskan dia, bukan berasal dari dalam negeri, melainkan ekspor impor, perubahan kebijakan di dunia, seperti rencana kenaikan suku bunga The Fed, gejolak geopolitik dan geoekonomi, Brexit, pemilu di negara maju sampai kasus perbankan yang dapat berpengaruh terhadap negara berkembang.(Amd/Nrm)