Bos Bank Mandiri Yakin Pasar Tak Terpancing Isu Rush Money

Belakangan ini beredar isu mengenai rencana penarikan uang besar-besaran di perbankan yang akan terjadi pada 25 November

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 18 Nov 2016, 14:51 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2016, 14:51 WIB

Liputan6.com, Jakarta Belakangan ini beredar isu mengenai rencana penarikan uang besar-besaran di perbankan yang akan terjadi pada 25 November 2016. Namun hal ini dibantah oleh Gubernur Bank Indonesia, mengingat dari sistem keuangan saat ini, tidak ada dasar untuk melakukan itu‎.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan saat ini bank-bank nasional memiliki likuiditas yang melimpah, terlebih setelah adanya tax amnesty.

"‎Ya memang yang kita khawatirkan banyak bank yang likuditasnya yang terbatas, tapi kalau bank nasional likuiditasnya solid, kan kita ada likuiditas Rp 210 triliun di Bank Indonesia, jadi secara likuiditas tidak ada masala‎h," kata Tiko di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (18/11/2016).

Tiko menambahkan, sebenarnya bank-bank yang rentan terhadap isu-isu semacam ini adalah bank-bank yang memiliki kapasitas menengah ke bawah. Ini sebenarnya yang perlu diwaspadai.

Namun begitu, Tiko juga memastikan kepada masyarakat di mana pada akhir November nanti tidak akan terjadi gejolak apapun seperti yang diisukan akan adanya rush money.

"Kita menyampaikan kepada nasabah agar tetap tenang, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kalau saya sih tidak terlalu khawatir, karena pasar tidak akan terpancing," paparnya.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo mengungkapkan dirinya telah menggelar rapat komite stabilisasi sistem keuangan beberapa waktu lalu. Dari hasil rapat tersebut dihasilkan sistem keuangan Indonesia saat ini sangat baik.

Agus juga menjelaskan, saat ini kondisi ekonomi Indonesia dalam kondisi baik. Di tengah dunia yang terus menunjukkan pelemahan pertumbuhan setiap tahun, Indonesia justru mengalami peningkatan.

Tidak hanya itu, fundamental ekonomi Indonesia cukup baik dengan dibuktikan angka inflasi yang sampai saat ini terus terjaga di kisaran 3 persen. Di sisi lain, neraca transaksi pembayaran juga terjaga.

"Jadi saya tegaskan, tidak ada dasar kegiatan yang disebut rush," tegas Agus.

Dia menghimbau kepada masyarakat untuk tidak terpengaruh dengan isu atau ajakan-ajakan yang tidak jelas sumber asalnya. Agus juga meminta masyarakat berpartisipasi dalam mempertahankan ekonomi RI.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya