Proyek Terminal LNG Bojonegara Bantu Kurangi Defisit Gas RI

Berdasarkan data neraca gas periode 2015-2030 memprediksi defisit tertinggi gas berada di wilayah Jawa Barat.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 22 Nov 2016, 15:16 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2016, 15:16 WIB

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina terus mengembang‎kan bisnis gas miliknya. Perusahaan kali ini menggandeng PT Bumi Sarana Migas (BSM) untuk membangun terminal energi terpadu gas alam cair (LNG) di Bojonegara, Serang, Banten.

Pengamat Energi Komaidi Notonegoro mengatakan, ‎pembangunan terminal terpadu ini diharapkan bisa membantu mengurangi defisit gas.

Berdasarkan data neraca gas periode 2015-2030, yang dikeluarkan Pertamina dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), defisit tertinggi gas diprediksi berada di wilayah Jawa Barat.

"Yang penting dalam setiap proses kerja sama dilakukan secara transparan dan terbuka. Intinya secara korporasi prosesnya clear and clean,” ujar dia di Jakarta, Selasa (22/11/2016).

Komaidi mengatakan, pengembangan proyek ini tidak hanya menguntungkan satu pihak saja. Kerjasama seperti ini murni bisnis ke bisnis (B to B) sebagai upaya mengantisipasi defisit gas.

"Apalagi Pertamina selain menjadi offtaker juga ikut dalam manajemen untuk menjamin kualitas produk sebelum sampai ke konsumen," kata dia.

Komaidi menjelaskan kerja sama BSM dan Pertamina paling tidak menjadi solusi jangka panjang soal pasokan gas.

Namun jika Pertamina ditunjuk sebagai offtaker, hal yang harus diperhatikan terkait keadaan keuangan Pertamina.  "Jika hitung-hitungannya bisnis menjadi offtaker bagus ya silakan lanjutkan tapi kalau jelek ya jangan dilanjutkan," ungkap dia.

Menurut dia, kehadiran Pertamina dalam bisnis migas menjadi nilai penting bagi investor swasta. Sebab sebagai BUMN, Pertamina berperan sebagai perwakilan pemerintah untuk pengembangan sektor migas. "Dan ini menjadi satu insentif sendiri bagi swasta terutama terkait pasar," tutur dia.

Pembentukan konsorsium pengadaan LNG, menurut Komaidi, semata untuk menciptakan keberlanjutan pasokan. Jika pasokan baik maka dampaknya ke harga yang akan lebih stabil, apalagi jika pasokan dari dalam negeri.

"Kalau pasokan impor, harga tertekan bukan hanya dari produk saja tapi dari nilai mata uang. Jadi harus dilihat sejauh mana pasokan produksi konsorsium mampu menopang kebutuhan dalam negeri," ucapnya.

Dalam kerja sama ini BSM memberikan kepercayaan kepada Pertamina memegang 100 persen offtaker LNG. Sebagai offtaker, Pertamina akan membeli gas bumi serta turunannya untuk kemudian didistribusikan kembali ke konsumen.

Pertamina menjadi salah satu pemegang saham konsorsium BSM untuk mengelola kilang LNG  Receiving Terminal Bojonegara, Provinsi Banten. Konsorsium terdiri dari PT BSM, Tokyo Gas, Mitsui, dan PT Pertamina.(Pew/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya