Liputan6.com, Jakarta Pengamat Ekonomi Faisal Basri memprediksi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016 hanya mencapai 4,8 persen. Sedangkan untuk tahun 2017 diperkirakan sebesar 5 persen.
Faisal mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi pada tahun ini memang relatif lebih baik dari tahun lalu. Namun sayangnya ekonomi Indonesia tidak mampu tumbuh pesat setiap tahunnya.
Baca Juga
"Saya bilang tahun ini 4,9 persen, tahun depan 5 persen. (Pertumbuhan tahun ini) Lebih baik daripada tahun lalu yang 4,8 persen, tapi naiknya kan jauh dari target pemerintah. Seperti pada 2015 targetnya 5,5 persen, 2016 6,6 persen dan 2017 target pemerintah 8 persen. Ini 6 persen saja juga sudah bagus," ujar dia dalam diskusi di kawasan Tebet, Jakarta, Senin (5/12/2016).
Advertisement
Faisal mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia selama ini setidaknya bergantung pada 4 komponen. Salah satunya yaitu konsumsi masyarakat. Selama ini komponen tersebut memberikan kontribusi paling besar pada pertumbuhan ekonomi.
"Kalau pertumbuhan ekonomi ini kita lihatnya beberapa komponen, misalnya konsumsi kontribusinya 56 persen, ini paling besar. Kemudian investasi 34 persen, belanja pemerintah 9,7 persen. Dan ekspor-impor. Ekspor kan memberikan nilai positif, kalau impor negatif untuk PDB, ya katakan lah mereka saling menutupi jadi 0," kata dia.
Faisal menyatakan, jika ingin mendorong pertumbuhan ekonomi, maka pemerintah harus menggenjot konsumsi masyarakat melalui peningkatan dana beli. Sebab selama ini konsumsi di dalam negeri cenderung melambat.
"Konsumsi ini kecenderungannya melambat. Kalau lihat pertumbuhan ekonomi, itu lihat saja komponenya, paling besar itu konsumsi rumah tangga," tandas dua.