Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo bercita-cita menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada 2045. Untuk mewujdukan itu, swasembada pangan harus dicapai secepat mungkin.
Jokowi menambahkan, demi mendukung percepatan swasembada pangan itu, petani harus ditingkatkan kesejahteraan dan produksinya.
Baca Juga
‎"Sehingga ke depan kita harus bisa mengorporasikan petani. Petani kalau sudah clustering, tahapan berikutnya dikorporasikan," kata Jokowi di Menara Bidakara, Kamis (5/1/2017).
Advertisement
Saat ini, petani di Indonesia masih bersifat individu. Dalam hal ini menanam sendiri dan menjual hasil panennya sendiri, tanpa ada yang mengoordinasi dan memfasilitasi.
Thailand dan Filipina, kata Jokowi, sudah mulai mengorporasikan para petaninya. Untuk itu, demi bersaing dengan negara lain dan mewujudkan swasembada pangan, Indonesia harus segera meningkatkan kesejahteraan petani.
Mengorporasikan petani ini, dipaparkan Jokowi, bisa dilakukan dengan cara pendampingan, mulai dari pemerintah, BUMN atau Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
"Petani kita kita tidak bisa seperti ini terus. Tidak bisa mereka berjalan sendiri, harus ada yang mendampingi, harus ada manajemen modern yang mendampingi mereka, siapa itu, ya tadi saya sampaikan, entah korporasi BUMN, kumpulan BUMDes-BUMDes, ini akan menggarap produksinya dan pemasarannya dengan cara modern," papar Jokowi.
Jokowi menambahkan, untuk saat ini yang paling memungkinkan untuk dikorporasikan adalah para petani padi. Ini karena Indonesia sudah swasembada padi yang ditandai tidak adanya impor beras. (Yas)