Sri Mulyani: Meski Anggaran Dipotong, Ekonomi RI Tumbuh Positif

Indonesia mencetak pertumbuhan ekonomi 5,02 persen di 2016.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 07 Feb 2017, 10:15 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2017, 10:15 WIB
20170203-KSSK-Rilis-Stabilitas-Keuangan-Indonesia-Jakarta-Sri-Mulyani-AY
Menkeu Sri Mulyanai saat rilis stabilitas keuangan Indonesia di Jakarta, Jumat (3/2). Pembahasan tersebut diikuti oleh Kemenkeu, OJK, Bank Indonesia, dan LPS ini memandang stabilitas keuangan nasional dari berbagai aspek. Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, Indonesia mencetak pertumbuhan ekonomi 5,02 persen pada 2016. Realisasi itu dinilai masih tumbuh positif berkat pemotongan anggaran yang sifatnya belanja operasional.

"Walaupun ada pemotongan di APBN-P tahun lalu, tapi secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi masih positif. Ini artinya, pemerintah mampu melakukan pemotongan secara efektif," tegas Sri Mulyani di Jakarta, Senin malam (7/2/2017).

Dia mengatakan, pemerintah memangkas belanja kementerian/lembaga dan menunda transfer ke daerah dengan total nilai Rp 133,6 triliun pada APBN-P 2016.

Dengan begitu, defisit fiskal dapat dipersempit menjadi Rp 2,46 persen terhadap PDB atau lebih rendah dari perkiraan pemerintah sebelumnya 2,7 persen.

"Defisit APBN-P 2016 sebesar 2,46 persen di 2016 memberikan daya dorong. Kalau konsumsi pemerintah terkontraksi, karena kita membandingkannya dengan kuartal sebelumnya dan tahun lalu. Jadi secara keseluruhan, APBN-P 2016 memberi kontribusi melalui defisit untuk memberikan dorongan terhadap momentum pertumbuhan ekonomi," jelas Sri Mulyani.

Sementara target defisit di APBN 2017 sebesar 2,41 persen. Kata dia, melalui target tersebut, diharapkan dapat mengerek pertumbuhan ekonomi di tahun ini.

"Kita tentu berharap momentum pertumbuhan ekonomi akan terus terjaga untuk tahun ke depan melalui belanja yang makin efektif," ucap Sri Mulyani.(Fik/Nrm)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya