Perkuat Pembiayaan Ekspor, Eximbank Bakal Terbitkan Surat Utang

Proyeksi kinerja Eximbank pada 2017 akan diprioritaskan pada penyaluran ke komoditas unggulan pemerintah.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 07 Feb 2017, 11:46 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2017, 11:46 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia Eximbank atau Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) akan menerbitkan surat utang pada 2017. Penerbitan surat utang tersebut untuk mendorong ekspor nasional.

Plt Direktur Eksekutif Indonesia Eximbank Susiwijono Moegiarso mengungkapkan, dalam rencana perseroan, surat utang tersebut akan diterbitkan dalam dua denominasi. Pertama rupiah dan kedua dolar AS.

"Untuk mendukung‎ penyaluran pembiayaan ekspor di 2017, LPEI berencana akan menerbitkan surat berharga sebesar Rp 14 triliun dalam bentuk rupiah dan US$ 500 juta dalam bentuk valuta asing di samping perolehan pinjaman valas maupun rupiah," kata Susiwijono dalam acara Investor Gathering di Pasific Place, Jakarta, Selasa (7/2/2017).

Penyerapan dana dari surat berharga ini nantinya akan difokuskan untuk pendanaan rencana kerja perusahaan pada 2017.

Proyeksi kinerja Eximbank pada 2017 akan diprioritaskan pada penyaluran ke komoditas unggulan pemerintah, penetrasi pasar ekspor non tradisional, pengembangan UKM ekspor bersinergi dengan Kementerian dan Lembaga terkait, dan pembiayaan atas penugasan khusus dari pemerintah.

Susiwijono menambahkan, penyaluran pembiayaan diperkirakan akan terus meningkat pada 2017 mencapai Rp 102,6 triliun, dengan kisaran 10 persen dari total pembiayaan disalurkan untuk sektor UKM berorientasi ekpor.

Bentuk dukungan kepada eksportir juga diberikan dalam bentuk penjaminan dan asuransi ekspor, dimana pada tahun 2016 masing-masing mencapai outstanding Rp 8,13 triliun dan Rp 9,43 triliun. Pada 2017, Eximbank memperkirakan penaminan dan asuransi ekspor akan naik 7,9 persen menjadi Rp 18,9 triliun.

"Secara makro ekonomi, Indonesia menunjukkan kondisi perekonomian yang relatif kuat di tengah dinamika ekonomi global yang cenderung melambat‎. Faktor pendukung ekonomi antara lain kembali naiknya harga-harga komoditas serta reformasi iklim invesatsi yang berjalan cepat," tutup dia. (Yas/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya