Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) mencatat perolehan laba bersih sebelum audit pada 2016 mencapai US$ 3,14 miliar atau setara Rp 41,8 triliun (dengan kurs US$ 1=Rp 13.342). Perolehan laba ini meningkat sekitar 122 persen dari 2015 yang sebesar US$ 1,42 miliar .
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, pencapaian laba 2016 sebesar US$ 3,14 miliar tersebut, merupakan sejarah bagi Pertamina. Perseroan belum pernah mendapat pencapaian laba bersih sampai level tersebut.
"Ini pertama kali, harga minyak turun malah laba naik," kata Wianda saat pemaparan kinerja Pertamina di 2016, di Jakarta, Senin (13/2/2017).
Baca Juga
Wianda mengungkapkan, pencapaian laba tersebut terdorong efisiensi yang dilakukan perusahaan dari segala lini. Adapun nilai hasil efisiensi sepanjang 2016 mencapai US$ 2,67 miliar.
Selain itu, meningkatnya produksi minyak juga dapat mengimbangi penurunan harga minyak pada 2016. Produksi minyak Pertamina pada tahun lalu sebesar 312 ribu barel, meningkat 12,3 persen dari 2015 sebesar 278 ribu barel.
"Laba bersih dari beberapa, hal ini juga dibantu efisiensi internal jadi US$ 2,67 miliar. Upstream (hulu) saja yang tadinya butuh biaya besar, tapi kita sukses efisiensi," terang Wianda.
Sementara untuk pencapaian pendapatan yang belum diaudit, Pertemina meraih US$ 36,45 miliar di 2016, turun dari pendapatan 2015 sebesar US$ 41,76 miliar.
"Pendapatan 2016 US$ 36,45 miliar turun 16 persen, dari US$ 41,76 miliar di 2015," tutup Wianda. (Pew/Nrm)
Advertisement