Inflasi Februari Diramal 0,30 Persen Imbas Kenaikan Tarif Listrik

Pendorong inflasi di Februari 2017 paling dominan adalah dampak kenaikan tarif listrik pelanggan 900 VA.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 01 Mar 2017, 07:15 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2017, 07:15 WIB
Pendorong inflasi di Februari 2017 paling dominan adalah dampak kenaikan tarif listrik pelanggan 900 VA.
Pendorong inflasi di Februari 2017 paling dominan adalah dampak kenaikan tarif listrik pelanggan 900 VA.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia diperkirakan akan mengalami inflasi 0,30 persen pada Februari 2017. Inflasi kembali terjadi setelah dua tahun berturut-turut di bulan yang sama mengalami deflasi. Penyebab inflasi pada Februari 2017 ini adalah kenaikan tarif listrik golongan 900 VA.

"Inflasi Februari ini diprediksi 0,30 persen (Month to month/MoM). Inflasi tahunannya 3,90 persen (Year on year/YoY) dan inflasi inti stabil di level 3,28 persen YoY," kata Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede di Jakarta, Rabu (1/3/2017).

Inflasi di Februari 2017 yang diproyeksikan 0,30 persen lebih tinggi dari realisasi Februari 2016 dan 2015 yang masing-masing terjadi deflasi 0,09 persen dan deflasi 0,36 persen.

"Pendorong inflasi di Februari 2017 paling dominan adalah dampak kenaikan tarif listrik pelanggan 900 VA, khususnya untuk pasca bayar. Sementara dampai kenaikan listrik pra bayar sudah terefleksi pada inflasi Januari ini," Josua menerangkan.

Beruntung ada faktor yang menghambat inflasi di bulan kedua ini. Menurut Josua, seiring dengan tren penurunan harga komoditas pangan selama bulan Februari, inflasi dari bahan pangan (volatile food) menyumbang deflasi di bulan tersebut. "Beberapa harga komoditas pangan yang turun antara lain daging ayam (-8,5 persen MoM), telur ayam (-4,3 persen MoM)," tandas dia.

Sedangkan pada Januari kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan angka inflasi mencapai 0,97 persen. Sedangkan untuk inflasi dari tahun ke tahun tercatat 3,49 persen dan untuk inflasi tahun kalender di angka 0,97 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, dari 82 kota yang disurvei BPS, seluruh kota mengalami inflasi. "tertinggi dicatatkan oleh Pontianak dengan angka 1,82 persen. Untuk inflasi terendah dicatatkan oleh Manokwari dengan besaran 0,09 persen," jelas dia di Jakarta, Rabu (1/2/2017).

Suhariyanto melanjutkan, angka inflasi pada Januari 2017 ini lebih tinggi jika dibanding dengan Januari 2015 dan Januari 2016, namun lebih rendah jika dibanding dengan Januari 2014. "Tiga tahun lalu angka inflasi pada Januari mencapai 1,07 persen," tambah dia.

Penyebab tingginya angka inflasi pada Januari ini karena kenaikan indeks pada transportasi, komunikasi dan jasa komunikasi ‎dengan andil 0,43 persen. (Fik/Gdn)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya