Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) bisa sedikit bernafas lega karena pemilik perkebunan PT Sugar Group Companies yang memproduksi Gulaku bersedia membebaskan lahannya untuk pembangunan transmisi listrik dari Sumatera Selatan (Sumsel) ke Lampung sepanjang 58,9 kilometer sirkit (kms). Upaya ini membuahkan hasil setelah tiga tahun lamanya bernegosiasi.
Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan Pariwisata Kementerian BUMN, Erwin Hidayat mengungkapkan, PLN di Lampung sudah menunggu waktu sembilan tahun untuk membangun transmisi listrik yang membentang dari Sumatera-Lampung. Proyek ini terkendala sekian lama karena melewati kebun Gulaku, sementara si pemilik belum rela membebaskan lahannya.
Advertisement
Baca Juga
"Karena transmisi listrik ini harus melewati lahan Gulaku, PLN telah melakukan negosiasi intens selama tiga tahun," terang Erwin dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, Jakarta, Kamis (23/3/2017).
Erwin bersyukur, negosiasi tersebut membuahkan hasil. Pemilik kebun Gulaku sudah bersedia membebaskan lahan untuk membangun jaringan transmisi listrik 150 kilo Volt (kV). Transmisi ini dibangun untuk mengatasi krisis listrik di Provinsi Lampung dan Sumatera.
"Sudah mulai ada kemajuan. Minggu lalu Gulaku fix mau membuka ruang (lahan) supaya PLN bisa membangun transmisi di kebunnya," ujarnya.
Akan tetapi, Erwin bilang, pemilik Gulaku mengajukan satu syarat, yakni mengurangi tinggi tiang transmisi dari sebelumnya direncanakan 36 meter menjadi 27 meter.
"Jaringan transmisi 150 kV ini kan tinggi tiang yang dibangun 36 meter, tapi permintaan mereka diturunkan jadi 27 meter. Alasan mereka teknis ya, seperti penyemprotan pupuk, takut nyenggol pesawat, saya tidak tahu persis," paparnya.
Dengan melunaknya pemilik kebun Gulaku, Erwin berharap, transmisi listrik Sumsel-Lampung dapat dibangun dalam waktu dekat. "Mudah-mudahan dengan adanya perubahan sikap ini, transmisi di Lampung bisa dibangun dalam waktu dekat," tandas dia.