Stop dari Thailand, Perusahaan Arab Pilih Impor Ikan Tuna dari RI

Sami Al-Khatiri akan membeli langsung ikan tuna kaleng Indonesia dengan nilai US$ 385 ribu.

oleh Septian Deny diperbarui 05 Apr 2017, 12:23 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2017, 12:23 WIB
Sami Al-Khatiri akan membeli langsung ikan tuna kaleng Indonesia dengan nilai US$ 385 ribu.
Sami Al-Khatiri akan membeli langsung ikan tuna kaleng Indonesia dengan nilai US$ 385 ribu.

Liputan6.com, Jakarta - Arab Saudi terbukti menggemari produk ikan olahan Indonesia. Perusahaan importir produk makanan dan minuman (mamin) Indonesia asal Arab Saudi, Sami Al-Khatiri, akan membeli langsung ikan tuna kaleng Indonesia dengan nilai US$ 385 ribu atau lebih dari Rp 5 miliar tahun ini.

“Tahun ini, Sami Al-Khatiri menghentikan impor tuna kaleng dari Thailand dan mengalihkan pembelian ke Indonesia dengan jenis berat 1,8 kilogram (kg) dan 80 gram," kata Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Jeddah Gunawan, Sami, dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu (5/4/2017).

Gunawan memastikan nilai impor perusahaan asal Arab Saudi untuk ikan tuna kaleng Indonesia sebesar US$ 385 ribu atau lebih dari Rp 5 miliar di 2017.

Sementara itu, Konsul Jenderal RI di Jeddah, Hery Saripudin, menyatakan keputusan tersebut merupakan peluang bagus bagi ikan tuna asal Indonesia. "Sebab, Sami Al-Khatiri sudah melakukan ekspansi ke pasar negara Teluk lainnya, seperti Kuwait, Sudan, dan Uni Emirat Arab," dia menjelaskan.

Popularitas ikan tuna semakin menanjak di Arab Saudi karena adanya kampanye gaya hidup sehat yang digaungkan oleh beberapa supermarket dan hypermarket, seperti Lulu, Al-Madinah, dan Nesto di Jeddah. Sementara itu, hypermarket Otent mempromosikan konsumsi ikan tuna di Riyadh dan sekitarnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah oleh Kementerian Perdagangan, nilai ekspor produk perikanan dari Indonesia ke Arab Saudi menunjukkan tren peningkatan yang menggembirakan.

Pada 2012, Indonesia berhasil membukukan nilai transaksi ekspor produk ikan sebesar US$ 886 ribu. Kemudian meningkat menjadi US$ 1,7 juta di 2013. Pada 2014, nilai ekspor produk perikanan dari Indonesia ke Arab Saudi sempat turun menjadi US$ 1,48 juta.

Lalu naik lagi ekspor produk perikanan ke Arab Saudi menjadi sebesar US$ 2,74 juta di 2015. Selanjutnya pada 2016, Indonesia mencatatkan nilai transaksi US$ 5,34 juta atau meningkat 95 persen dibanding pada 2015.

Selain tuna, ITPC Jeddah membahas potensi pasar minuman jahe instan di Arab Saudi yang masih sangat terbuka lebar. Hingga saat ini, Sami Al-Khatiri mengimpor minuman jahe instan dari Inggris yang bukan merupakan penghasil jahe dunia. Jahe asal Inggris tersebut diimpor sebanyak 60 kontainer per tahun dengan nilai US$ 1,34 juta atau sekitar Rp 17,87 miliar. (Dny/Gdn)

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya