China Jadi Negara dengan Industri Barang Mewah Termahal Dunia

Rata-rata harga produk mewah di China lebih mahal 20 persen dibanding harga rata-rata barang mewah di dunia.

oleh Vina A Muliana diperbarui 18 Apr 2017, 06:15 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2017, 06:15 WIB
20151127-Wanita New York Berebut Barang Diskon Selama Hari Black Friday
Sejumlah wanita memilih - milih tas yang dibanderol dengan harga cukup murah selama perayaan Black Friday di Macy Herald Square, New York,(26/11). Black Friday adalah hari dimulainya musim belanja bagi warga Amerika menjelang Natal. (REUTERS/Andrew Kelly)

Liputan6.com, Jakarta - Rata-rata harga produk mewah di China lebih mahal 20 persen dibanding harga rata-rata barang mewah di dunia. Hal ini sesuai dengan hasil survei terbaru yang dikeluarkan oleh Luca Sola BNP Paribas.

Dilansir dari Businessoffashion.com, Senin (17/4/2018), meski perbedaan harga barang mewah di China cenderung stabil selama beberapa bulan ke belakang, total harga rata-rata yang dimiliki masih lebih tinggi terutama untuk merek tertentu. Perbedaan harga terbesar didapat oleh merek Armani dengan persentase 75 persen lebih mahal.

"Harga barang mewah di China banyak yang lebih mahal. Beberapa merek barang mewah di China harus tetap menstabilkan harga hingga 30-40 persen," tulis laporan tersebut.

Survei lain yang dilakukan oleh Fortune Character Institute menyebutkan 39 persen konsumen berduit di China mementingkan kualitas dan kenyamanan dari barang dan jasa, ketimbang hanya urusan merek.

"Harga tak lagi prioritas mereka, namun kualitas. Membeli barang bermerek sama dengan peningkatan status dan prestise bagi konsumen China," ujar Dr. Tina Zhou dari Fortune Character Institute.

Dari produk mewah itu, merek fesyen wanita kenamaan menguasai 50 pangsa pasar. Merek-merek antara lain Chanel, Fendi, Dior, Louis Vuitton dan Gucci adalah favorit konsumen China.

Meski begitu, beberapa merek barang mewah diakui memang sulit untuk tidak menaikkan harga apabila barangnya dijual di luar negri. Hal ini dilakukan kerena penjualan di luar negara asal hanya memiliki presentase 30 persen dari total keuntungan yang didapat.

Hanya ada beberapa negara yang pembelian barang mewah termasuk tinggi. Di Italia dan Prancis, pembelian barang mewah bisa mencapai 70 persen sementara di Inggris sebanyak lebih dari 50 persen.

Pada 2016, China menghabiskan dana sebesar US$ 16,8 miliar untuk belanja produk mewah atau meningkat hingga 9 persen dari tahun sebelumnya.

 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya