Pertamina Bor 14 Sumur di Blok Mahakam

Pertamina akan memulai bor sumur tersebut pada 14 Juni 2017 sehingga diharapkan tingkatkan produksi.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 17 Mei 2017, 17:32 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2017, 17:32 WIB
Ilustrasi SPBU Pertamina
Ilustrasi SPBU Pertamina

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) akan mengebor 14 sumur di Blok Mahakam, Kalimantan Timur pada 2017. Hal tersebut untuk menjaga tingkat produksi saat masa peralihan kontraktor. Jumlah sumur yang dibor tersebut turun dari rencana awal 19 sumur.

Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan, Pertamina akan memulai pemboran 14 sumur pada Juni 2017, untuk melaksanakan rencana tersebut. Perseroan menganggarkan dana US$ 160 juta untuk pemboran itu.

‎"Kami drilling akhirnya 14 sumur.‎ Bulan Juni sudah mulai, site preratation sudah mulai," kata Syamsu, saat menghadiri, The 41 Indonesian Petroleum Association Convention and Exhibition, Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (17/5/2017).

Syamsu menuturkan, pemboran 14 sumur tersebut merupakan usaha Pertamina untuk menjaga tingkat produksi, sehingga laju penurunan produksi gas bisa dihindari saat masa peralihan operator Blok Mahakam. Target produksi gas dari Blok tersebut mencapai 1,4-1,5 trilun cubic feet (tcf) pada 2017. ‎"Kalau tidak salah 1,4-1,5 tcf, produksi Mahakam tahun ini," ucap Syamsu.

‎Ia mengungkapkan, dengan ada pemboran 14 sumur tersebut juga akan meningkatkan produksi Blok Mahakam. Namun dia belum bisa menyebutkan angka peningkatan produksinya. Diperkirakan 14 sumur tersebut berproduksi tahun depan.

"Kalau bisa kami produksi 14 sumur itu tahun depan. Mungkin dengan ada sumur kami tambahan bisa lebih tinggi. Ada tambahan tapi kalau sudah drop tajam kita tidak tahu,"‎ tutur dia.

Untuk diketahui, Pertamina sebelumnya telah berencana membor 19 sumur pada 2017. Namun berdasarkan keterangan di atas maka jumlah sumur yang akan dibor menurun.‎ Pemboran tersebut merupakan langkah awal, sebelum Pertamina menjadi operator mulai Januari 2018, setelah kontrak PT Total E&P Indonesia habis pada Desember 2017.

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya