Liputan6.com, New York Harga minyak mentah dunia naik sedikit mengupas kerugian yang terjadi pekan lalu. Pasar kini tengah berhati-hati terkait kenaikan pengeboran di AS seiring langkah negara-negara OPEC yang berencana kembali memperketat pasokan.
Melansir laman Reuters, Selasa (30/5/2017), harga minyak Brent naik 14 sen atau 0,2 persen menjadi US$ 52,29 per barel. Sebelumnya harga minyak jenis ini turun hampir 3 Persen.
Sementara harga minyak berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) 19 sen lebih tinggi menjadi US$ 49,99 per barel.
Perdagangan minyak sedikit landai karena momen libur di Cina, Amerika Serikat dan Inggris. Pasar masih belum terbaca jelas, tentang apakah perpanjangan pemangkasan produksi oleh OPEC dan negara sekutunya bisa mendukung harga.
OPEC dan beberapa negara nonprodusen pada pekan lalu, berjanji untuk memperpanjang pemotongan produksi sekitar 1,8 juta barel per hari (bph) sampai Maret 2018. Kesepakatan awal, yang berlangsung sejak Januari, pemotongan produksi berakhir pada bulan Juni.
"Kondisi harga kembali berbalik dari Kamis lalu, saat terjadi penurunan yang besar," kata Ekonom Energi WTRG Economics James L Williams di Arkansas.
Menurut dia, tingkat produksi selama sembilan bulan tidak akan cukup untuk memenuhi tujuan OPEC menyeimbangkan pasokan, yang bisa membatasi kenaikan harga.
Di sisi lain, saat OPEC dan negara lain termasuk Rusia mencoba mengurangi output, produksi minyak mentah AS justru melonjak atau naik 10 persen sejak pertengahan 2016. Produksi AS mencapai lebih dari 9,3 juta bph, mendekati level produsen utama minyak dunia yakni Rusia dan Arab Saudi.
Analis akan terus mengawasi langkah pemangkasan produksi OPEC, tentang kemungkinan dapat mengurangi kekenyangan minyak mentah secara keseluruhan.
"Ini akan menjadi perhatian semua tentang persediaan dan apakah turunnya harga sebanyak yang OPEC pikirkan," kata Greg McKenna, Kepala Strategi Pasar di pialang berjangka AxiTrader.
Baca Juga
Advertisement