Ciputra, Taipan Properti yang Sulap Rp 10 Juta Jadi Rp 5 Triliun

Siapa tak mengenal Ciputra, taipan properti yang punya gurita bisnis dan banyak proyek di Indonesia.

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 05 Jul 2017, 19:48 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2017, 19:48 WIB
(Foto: Liputan6.com/Achmad Dwi)
Pengusaha Ciputra

Liputan6.com, Jakarta - Siapa tak mengenal Ciputra, taipan properti yang punya gurita bisnis dan banyak proyek di Indonesia. Ciputra pernah mendirikan perusahaan dengan modal Rp 10 juta, namun menggurita dengan total aset Rp 5 triliun.

Dikutip video yang diunggah visualtvlive di Vidio.com, Ciputra adalah arsitek kelahiran Sulawesi Tengah dengan nama lahir Tjie Tjin Huan. Ciputra lahir dari keluarga yang sederhana

Sejak masih mahasiswa jurusan arsitektur di Institut Teknologi Bandung (ITB) Ciputra sudah merintis bisnisnya.

Di tahun 1961, Ciputra mendirikan Jaya Group dengan bermodalkan hanya Rp 10 juta. Namun kini memiliki total aset yang dimilikinya mencapai Rp 5 triliun.

Ciputra kini memiliki 100 anak perusahaan di bidang properti dan punya karya besar di 11 kota di Indonesia.

Dia pun sosok orang terkaya di dunia ke-27 dengan total kekayaan mencapai US$ 950 juta.

Beberapa bulan lalu, di acara the 5th Annual Jakarta Marketing Week 2017, Ciputra berbagi tiga kunci atau prinsip sukses yaitu IPE yang terdiri dari integritas, profesionalisme, dan entrepreneur.

Dia menuturkan, integritas merupakan fondasi penting dalam membangun kesuksesan. Integritas menjadi dasar dalam menjalin hubungan kepercayaan.

"Integritas, adalah moral dan kejujuran, manusia itu ada soul. Yang menjadi dasar segalanya, karena itu dari Tuhan yang diharapkan jangan buat kesalahan. Kalau moral, integritas, kejujuran terganggu atau negatif maka sukar sekali diperbaiki. Itu merupakan branding kita. Yang tidak ada kompromi," kata dia

Ia menambahkan, profesionalisme mencakup keahlian. Keahlian pun bermacam-macam wujudnya seperti keahlian mengenai teknologi. Terakhir ialah entrepreneur atau jiwa usahawan. Tanpanya, maka langkah untuk menjadi seorang pengusaha sukses akan sulit diraih.

"Ketiga ialah entrepreneur atau emotional person, yang kami akan bicarakan hari ini," ujar dia.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan bagian penting untuk memangkas kesenjangan antara kaya dan miskin.

Dia menjelaskan, ada bermacam-macam cara untuk memangkas kesenjangan. Di antaranya ialah pendidikan dan pelatihan pada buruh. Dengan begitu, keahlian, produktivitas, serta pendapatan akan meningkat.

Namun, menurut Ciputra, hal itu merupakan upaya jangka pendek. Lantaran, ukuran kinerja mereka tetap saja diukur berdasarkan upah minimum.

"Yang benar dapat mengatasi kesenjangan tersebut adalah entrepreneurship," ujar dia.

Dia mengatakan, entrepreneurship merupakan usaha untuk memberikan nilai tambah."Kaki lima bukan entrepreneurship, bukan toko kelontong tak ada nilai tambah. Entrepreneurship yang menurut kami mengubah sampah jadi emas," kata dia.

 Berikut video menarik yang bisa Anda simak:

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya