Saingi Malaysia, RI Genjot Ekspor Sawit Ke Jepang

Jepang merupakan salah satu mitra dagang utama bagi Indonesia.

oleh Septian Deny diperbarui 14 Jul 2017, 10:19 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2017, 10:19 WIB
Ilustrasi Perkebunan Sawit
Ilustrasi Perkebunan Sawit (iStockphoto)​

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah terus meningkatkan ekspor produk [kelapa sawit]( 2957415 "") ke negara lain, salah satunya ke Jepang. Indonesia masih memiliki potensi besar untuk meningkatkan pangsa pasar produk sawit di negara ini.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Arlinda‎ mengatakan, tekanan perlambatan ekonomi global tidak menyurutkan pemerintah berdiplomasi dan promosi produk kelapa sawit berkelanjutan dan turunannya di Jepang.

"Langkah kompetitif ini dilakukan pemerintah Indonesia demi mencapai peningkatan target ekspor nonmigas nasional sebesar 5,6 persen. Khusus untuk Jepang, karena terjadi penurunan pada 2016, target ekspor nonmigas Indonesia ke Jepang untuk 2017 ditetapkan naik 2,9 persen menjadi US$ 13,59 miliar," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (14/7/2017).

Menurut Arlinda, peluang pasar produk kelapa sawit di Jepang masih sangat berpotensi untuk terus dikembangkan dan ditingkatkan. Indonesia merupakan pemasok terbesar kedua dengan kontribusi 27,5 persen. Nilai ini masih jauh di bawah Malaysia yang menjadi pemasok terbesar dengan kontribusi 72 persen.

Jepang merupakan salah satu mitra dagang utama bagi Indonesia. Nilai ekspor produk kelapa sawit Indonesia ke Jepang pada 2016 mencapai US$ 210,22 juta. Namun, tren ekspor produk kelapa sawit Indonesia ke Jepang dalam lima tahun terakhir mencapai 30,24 persen.

Adapun impor produk kelapa sawit Jepang dari dunia pada 2016 hanya US$ 450 juta. Nilai ini masih relatif kecil mengingat Jepang merupakan negara industri utama dunia.  

Arlinda juga menyampaikan, Indonesia berkomitmen meningkatkan cara memproduksi kelapa sawit yang berkelanjutan yang menguntungkan secara ekonomi dengan memperhatikan aspek sosial dan ramah lingkungan.

"Indonesia siap memenuhi permintaan 100 persen minyak sawit berkelanjutan. Untuk itu, kami ingin menekankan bahwa sawit dan produk turunannya yang diimpor Jepang dari Indonesia adalah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan,” kata dia.

Arlinda meyakinkan pemanfaatan minyak sawit yang sesuai untuk pembuatan dan pengolahan produk makanan di Jepang dapat memberikan keuntungan bagi para penggunanya.

“Harga minyak sawit yang lebih murah dibandingkan minyak nabati lain dapat menjadi salah satu sumber bahan bakar terbarukan. Minyak sawit juga bermanfaat bagi kesehatan," ungkap dia.

Jepang, kata Arlinda, memiliki kapasitas untuk mengembangkan industri hilir selain konsumsi kelapa sawit untuk minyak goreng, seperti produk kosmetik dan kecantikan, serta produk perawatan diri.

"Dengan semakin banyak industri hilir, maka akan semakin menguatkan posisi Jepang sebagai pemain utama dalam perdagangan global,” tandas dia.

Tonton video menarik berikut ini:



Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya