Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan ingin memakai konsep tabung gas elpiji untuk pengisian daya mobil listrik. Artinya, pengisian daya dilakukan dengan cara bongkar pasang baterai.
Jonan mengatakan, saat ini, pemerintah tengah menyiapkan aturan untuk pengembangan mobil listrik tersebut. Lebih lanjut dia menuturkan, pengisian daya dengan memakai konsep tabung elpiji dinilai lebih efisien karena membutuhkan waktu yang cepat.
"Kalau nge-charge semalem masa orang nginep di pom bensin, ngawur aja. Tuker gitu loh, baterainya dilepas, yang kosong taruh ambil yang baru, yang sudah ada tenaganya taruh di sini bayar," kata di Hotel Mulia Jakarta, Rabu (19/7/2017).
Advertisement
Baca Juga
Jonan menerangkan, China juga tengah mengembangkan mobil listrik. Namun, pengisian dayanya dilakukan dengan cara di-charge.
"Loh ini barang gampang. Kalau China yang saya lihat mobil listrik dikembangkan dan itu dia nge-charge nya di rumah," ujar dia.
Dia bilang, konsep tabung elpiji lebih menarik ketimbang daripada pengisian daya dengan cara di-charge. Itu juga menimbang kesanggupan rumah untuk melakukan pengisian daya tersebut.
"Tapi paling advance ya ganti baterai. Kalau nge-charge 6 jam ya malam, tapi tidak semua rumah bisa. Kalau rumahnya cuma 450 VA atau 900 VA bagaimana. Udah kaya tabung elpiji saja, itu kalau terjadi juga elpiji akan lebih hemat. Impor elpiji pasti akan turun itu satu, kedua impor BBM juga turun, itu yang penting," kata dia.
Dia bilang, itu lantaran listriknya sendiri akan ditopang oleh sumber daya dalam negeri.
"Karena listriknya diciptakan dari banyak energi primer yang dihasilkan di dalam negeri. Misalnya batu bara, gas, itu," ujar dia.
Â
Â
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:
Â
Â