Harga BBM di SPBU Mini Lebih Murah Ketimbang Penjual Eceran

Pertamina berencana membangun SPBU mini di daerah terpencil yang tidak terjangkau SPBU reguler.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 30 Jul 2017, 12:36 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2017, 12:36 WIB
20151008-Solar turun-Jakarta
Petugas mengisi BBM jenis solar di SPBU kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (8/10/2015). Pemerintah menurunkan harga solar dari Rp 6.900/liter menjadi Rp.6.700/liter. Harga baru itu akan berlaku mulai Jumat, 9 Oktober mendatang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina Patra Niaga berencana membangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mini di wilayah yang tidak terjangkau SPBU reguler. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan BBM masyarakat dengan takaran dan keamanan yang standar.

‎Direktur Operasional Pertamina Patra Niagas  Abdul Cholid mengungkapkan, BBM yang ada di SPBU mini tersebut akan dijual lebih murah dibanding harga BBM yang dijual pedagang eceran. Tetapi lebih tinggi dari harga yang dijual di SPBU reguler.

"Kita harapkan lebih sedikit mahal dari SPBU, tapi dari lebih murah dari yang ilegal (eceran)," kata Abdul, di Jakarta, seperti yang dikutip Minggu (30/7/2017).

Abdul mengungkapkan, harga BBM yang dijual SPBU mini sedikit lebih mahal dari harga di SPBU reguler‎, karena jumlah volume BBM yang dijual pada SPBU jauh lebih sedikit, sehingga biaya angkutnya lebih mahal.

"Karena dengan biaya pengangkatan yang sedikit volume-nya, jauh lebih mahal," jelas Abdul.

Menurut Direktur Utama Pertamina ‎Patra Niaga Gandhi Sri Widodo, tujuan Pertamina Patra Niaga membangun SPBU mini di daerah adalah untuk memenuhi kebutuhan BBM di wilayah yang tidak terjangkau SPBU reguler. Selama ini masyarakat di wilayah tersebut membeli di penjual BBM eceran, yang dipandangnya ilegal dan tidak memenuhi standar keamanan.

"SPBU hanya ada di jalur strategis, tapi ada jalur yang tumbuh perekonomiannya seperti wilayah pinggiran, di sana tidak ada SPBU karena terlalu mahal secara keekonomian (biaya pembuatan), kalau selama ini adanya pengecer ilegal‎," ungkap Gandhi.

‎Anak usaha PT Pertamina (Persero) ini berencana membangun SPBU mini sebanyak 50 unit di seluruh Indonesia tahun ini, SPBU tersebut akan menjual BBM jenis non subsidi.

Menurut Gandhi untuk membangun SPBU mini membutuhkan modal yang lebih kecil ketimbang SPBU yang biasa sekitar Rp 1 miliar di luar harga lahan, selain itu penjualannya juga lebih sedikit sekitar 5 Kilo liter (Kl), sehingga sesuai dengan keekonomian.

"Kami punya konsep lebih bagus dari Pertamini (penjual eceran), ada lembaga yang menyalurkan secara resmi, sistem kita bangun keamanan kita bangun," papar Gandhi.

Pertamina Patra Niaga sudah mendapat restu dari induknya untuk mengembangkan bisnis tersebut, rencananya SPBU mini bisa dikerjasamakan pembangunan dan pengoperasiannya dengan pihak swasta atau Usaha Kecil Menengah (UKM).

"Kami melihat, bisa membantu Pertamina (memasok BBM) menutupi dengan membangun SPBU mini dengan skala UKM, di kawasan-kawasan pinggiran yang tidak terjangkau SPBU konvensional," tutup Gandhi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya