Liputan6.com, Jakarta Pengusaha logistik menilai aksi mogok yang dilakukan oleh pekerja Jakarta International Container Terminal (JICT) bakal mengganggu kinerja ekspor impor Indonesia. Sebab, JICT merupakan pelabuhan peti kemas yang melayani 70 persen kegiatan ekspor impor Jabodetabek.
Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita mengatakan‎ aksi mogok yang berlangsung hari ini sangat berdampak pada kegiatan bongkar muat di terminal tersebut. Hal ini tentunya merugikan para pengusaha logistik sebagai pengguna jasa JICT.
"Dampak mogok pekerja JICT kepada pemakai jasa sangat besar. Kejadian ini sangat merugikan secara langsung dan tidak langsung," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Kamis (3/8/2017).
Advertisement
Baca Juga
Menurut Zaldy, lumpuhnya kegiatan bongkar muat ini juga berpotensi mencoreng nama Indonesia. Pasalnya, JICT merupakan salah satu pelabuhan yang menjadi jantung kegiatan ekspor impor Indonesia.
"(Kerugian) Yang paling besar adalah reputasi Indonesia di mana eksportir dan importir internasional. Ketidakpastian ini akan berakibat pada ekspor Indonesia yang bisa membuat buyer luar negeri mengalihkan ke negara lain," kata dia.
Selain itu, aksi mogok ini juga akan menghambat kinerja industri dalam negeri. Sebab, JICT juga menjadi pintu masuk bahan baku impor yang dibutuhkan industri.
"Terhambatnya impor karena mogok juga akan mengakibatkan industri di dalam negeri terganggu. Prestasi JICT yang sudah dibangun hancur dengan peristiwa mogok ini," tandas dia.