Data Tenaga Kerja AS Bebani Harga Emas

Harga emas melemah seiring dolar AS menguat lantaran data tenaga kerja AS bertumbuh 209 ribu pada Juli 2017.

oleh Agustina Melani diperbarui 05 Agu 2017, 07:12 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2017, 07:12 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Harga emas bergerak melemah seiring dolar Amerika Serikat (AS) menguat. Hal ini didorong dari data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) menguat pada Juli 2017 melebihi dari yang diharapkan.

Data tenaga kerja AS menunjukkan tambahan 209 ribu tenaga kerja pada Juli. Tingkat pengangguran turun ke level terendah dalam 16 tahun sekitar 4,3 persen.

Data tenaga kerja AS menguat mendorong saham dan indeks dolar AS reli. Hal itu membuat harga emas melemah.

Harga emas untuk pengiriman Desember turun US$ 9,8 atau 0,8 persen ke level US$ 1.264,60 per ounce. Harga emas kontrak cenderung mendatar jelang laporan tenaga kerja. Selama sepekan harga emas tergelincir 0,4 persen.

Harga perak melemah 38 sen atau 2,3 persen menjadi US$ 16,63 per ounce. Selama sepekan, harga perak turun 2,5 persen.

Sementara itu, indeks dolar AS menguat 0,8 persen seiring kenaikan data tenaga kerja AS. Kenaikan indeks dolar AS terbaik sejak Januari.

Pelaku pasar juga bertaruh kalau data tenaga kerja AS itu akan membuat the Federal Reserve atau bank sentral AS menaikkan suku bunga pada akhir 2017. Kenaikan suku bunga itu juga tanpa melihat inflasi dan upah.

"Laporan data tenaga kerja AS kemungkinan sedikit mengubah posisi the Federal Reserve soal suku bunga. Namun dolar AS segera sambut sentimen positif dari data tenaga kerja AS," kata Craig Erlam, Analis Senior Oanda, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Sabtu (5/8/2017).

Di bursa saham AS juga mencatatkan rekor imbas penguatan data tenaga kerja AS. Investor beralih dari emas ke aset investasi berisiko.

 

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya