Menteri Susi: Setiap Hari Ada yang Lapor Makan Ikan di Twitter

Menurut Susi, setiap harinya ada saja masyarakat yang melaporkan sudah makan ikan.

oleh Septian Deny diperbarui 25 Agu 2017, 11:48 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2017, 11:48 WIB
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Liputan6.com, Jakarta Ungkapan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang akan menenggelamkan orang yang tidak makan ikan sepertinya ampuh meningkatkan konsumsi ikan di masyarakat. Ungkapan ini bahkan sempat juga menjadi viral di media sosial.

Susi mengaku sejak dirinya melontarkan jargon tersebut, banyak orang yang melaporkan kepadanya jika telah makan ikan. Ini disampaikan melalui akun Twitter milik Susi.

"Sekarang di masyarakat, dengan saya pakai jargon yang tidak makan ikan ditenggelamkan, itu sekarang meningkat konsumsi ikan," ujar dia di Kantor Kementerian Kelautan dna Perikanan (25/8/2017).

Menurut Susi, setiap hari ada saja masyarakat yang melaporkan sudah makan ikan. Bahkan jumlahnya mencapai raturan ribu orang.

"Saya lihat dari Twitter saya, setiap hari ada saja yang laporan. Saya sudah makan ikan Bu, besok saya juga menunya ikan lagi Bu. Yang laporan itu ratusan ribu. Follower Twitter saya sekarang 490 ribu orang," lanjut dia.

Susi menyatakan, jika konsumsi ikan terus bertambah, ini bukan hanya menguntungkan masyarakat karena mendapatkan protein dari ikan tetapi juga bagi nelayan. Sebab dengan konsumsi yang bertambah, kebutuhan ikan akan semakin besar dan nelayan bisa menjual ikannya lebih banyak.

"Jadi kalau mereka makan ikan saja 100 gram saja, itu sudah lumayan, itu bisnis. Sekarang semua orang tertarik pada perikanan dan ini prospek yang luar biasa," tandas dia.

Ingatkan Pentingnya Konsumsi Ikan

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti sebelumnya mengingatkan kepada kalangan akademisi pentingnya menjaga kedaulatan laut Indonesia.

Susi menyampaikan hal itu saat memberikan kuliah umum kepada ribuan mahasiswa di Bale Sawala, Universitas Padjajaran, Jumat (18/8/2017).

Dalam kuliah umum bertajuk "Perikanan Untuk Kemandirian Bangsa dan Peningkatan Daya Saing Ekonomi" itu, Susi menyinggung tentang kedaulatan laut Indonesia. Terutama soal pencurian ikan oleh kapal asing yang melalui wilayah Indonesia tanpa izin.

"Kedaulatan laut itu sangat penting di mana kita harus memastikan wilayah laut kita berdaulat penuh," kata Susi.

Susi menuturkan, tanpa ada kedaulatan para mafia akan leluasa mengacaukan situasi kelautan di Indonesia. Salah satu langkah yang dia lakukan di Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan menegakkan kedaulatan laut Indonesia. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan.

"Untuk sisi peraturan sudah lengkap hanya saja belum berani yang mengeksekusi. Lalu, ketika saya menjadi menteri lewat undang-undang itu bisa menenggelamkan kapal asing yang tanpa izin melakukan pencurian ikan," ujar dia.

Dengan penegakan terhadap kapal asing ilegal yang menangkap ikan di perairan Indonesia tersebut, stok ikan yang bisa ditangkap oleh nelayan lokal meningkat dari sebelumnya 6,5 juta ton, kini mencapai 12,5 juta ton.

Selain itu, Susi pun berpesan kepada mahasiswa agar turut serta menjaga kedaulatan laut. "Saya ingin audiens di sini, Anda ini semua orang-orang terpilih. Sebaiknya berikan kontribusi pada negara lebih dari orang biasa," ucap dia.

Selain itu, Susi Pudjiastuti juga menyampaikan soal pembangunan dan perubahan yang telah dilakukan pemerintah ke kampus-kampus. Ini dilakukan agar kampus bisa merespons dengan menyesuaikan di bidang pendidikan dan lain sebagainya.

"Kedua yaitu memasyarakatkan kebijakan-kebijakan pemerintah dalam hal ini keadilan dan keberpihakan yang sudah dilakukan," kata dia.

Disinggung tentang kuliah umum di hadapan mahasiswa, Susi juga mengingatkan akan pentingnya mengonsumsi ikan.

"Kita sosialisasikan ke masyarakat. Saya bilang tidak makan ikan maka saya tenggelamkan," kata dia. (Huyogo Simbolon)

 Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya