Rupiah Makin Perkasa Jelang Akhir Pekan

Nilai tukar rupiah terus menguat terhadap dolar Amerika Serikat hingga sentuh level 13.156.

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Sep 2017, 20:51 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2017, 20:51 WIB
Rupiah-Melemah-Tipis-Atas-Dolar
Ilustrasi pergerakan nilai tukar rupiah

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus bergerak perkasa menjelang akhir pekan ini. Sentimen eksternal mendorong nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sentuh level 13.154.

Berdasarkan data RTI, Jumat malam (8/9/2017), dolar Amerika Serikat (AS) melemah ke posisi Rp 13.156. Mengutip data Reuters, rupiah ditransaksikan 13.162 per dolar Amerika Serikat. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) cenderung menguat dari pembukaan di kisaran 13.293 per dolar AS. Sepanjang Jumat ini, rupiah ditransaksikan di kisaran 13.174-13.297 per dolar Amerika Serikat.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jidsor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.284 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.331 per dolar AS.

Penguatan rupiah ini juga didorong indeks dolar AS melemah terhadap mata uang asing lainnya. Selain itu, Ekonom BCA David Sumual menuturkan, sentimen eksternal mempengaruhi gerak nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Sentimen itu antara lain data klaim pengangguran Amerika Serikat (AS) naik signifikan. Ditambah pengumuman bank sentral Eropa.

Gubernur Bank Sentral Eropa Mario Draghi memberikan petunjuk bahwa mereka akan mengeluarkan kebijakan pada Oktober nanti. Hal tersebut memberikan kepastian kepada pelaku pasar.

Mario mengatakan bahwa Bank Sentral Eropa akan mempertahankan suku bunga rendah dan membuka pintu untuk menjalankan kebijakan pembelian obligasi untuk menggelontorkan likuiditas ke pasar.

Sedangkan dari sentimen internal, rilis data cadangan devisa Agustus naik menjadi US$ 128 miliar juga membayangi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

"Tapi lebih karena eksternal. Karena semua mata uang emerging market hari ini menguat cukup kencang," ujar David saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, data klaim pengangguran AS itu membuat harapan kenaikan suku bunga the Federal Reserve lebih lambat. Selain itu, investor juga banyak masuk ke obligasi pemerintah di negara berkembang.

David memperkirakan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih berpeluang naik pekan depan. "Masih dipengaruhi data ekonomi," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya