Harga Emas Tergelincir Imbas Penguatan Dolar AS

Data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang positif mengangkat indeks dolar AS sehingga menekan harga emas.

oleh Agustina Melani diperbarui 31 Agu 2017, 06:45 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2017, 06:45 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Harga emas tergelincir dari posisi tertingginya dalam 11 bulan. Ini didorong dolar Amerika Serikat (AS) yang menguat lantaran data ekonomi AS yang positif.

Sebelumnya harga emas mencatat kenaikan dalam tiga sesi terakhir seiring kekhawatiran terhadap Korea Utara dan Badai Harvey. Sentimen itu membuat investor memburu aset investasi aman. Namun, laporan data ekonomi AS mendorong potensi harapan the Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lagi pada 2017.

Harga emas untuk pengiriman Desember melemah US$ 4,8 atau 0,4 persen ke level US$ 1.314,10. Sebelumnya harga emas ditransaksikan di kisaran US$ 1.318,90 per ounce, yang merupakan level tertinggi sejak 29 September 2017. Harga perak melemah 1,3 sen atau 0,1 persen menjadi US$ 17,503.

"Harga emas telah melonjak ke atas hingga di level resistance US$ 1.300, dan nyaman di level itu dalam dua hari berturut-turut," ujar Co-Editor Sevens Report, Tyler Richey seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (31/8/2017).

Ia menambahkan, tren harga emas lebih tinggi untuk jangka pendek. Akan tetapi, secara teknikal, harga emas sudah sentuh level support dan resistance yang signifikan.

Pergerakan harga emas juga dipengaruhi data ekonomi AS. Produk domestik bruto (AS) direvisi lebih tinggi menjadi tiga persen pada kaurtal II 2017 dari sebelumnya 2,6 persen. Selain itu, di pasar tenaga kerja, ada penambahan pekerja sektor swasta sebesar 237 ribu. Angka ini lebih tinggi dari posisi Juli sebesar 178 ribu. Rilis data tenaga kerja AS menjadi perhatian pelaku pasar. Terutama laporan data tenaga kerja yang dirilis menjelang akhir pekan.

"Harga emas turun US$ 2-U$ 3 seiring dampak data ekonomi. Dikhawatirkan data ekonomi mempengaruhi kebijakan ekonomi AS terutama kemungkinan the Federal Reserve menaikkan suku bunga lagi tahun ini," kata Analis Kitco Jim Wyckoff.

Pasar keuangan hadapi reaksi beragam terhadap kemungkinan kebijakan the Federal Reserve soal suku bunga. Ada perkiraan kenaikan suku bunga sebelum Desember. Namun, inflasi rendah akan jadi pertimbangan the Federal Reserve belum akan menaikkan suku bunga. Adapun suku bunga yang tinggi membuat kilau harga emas memudar.

Harga emas sempat menguat pada minggu ini seiring Korea Utara menembak rudal balistik ke wilayah utara Jepang. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menuturkan, hal itu sebagai ancaman serius dan dapat merusak perdamaian di wilayah itu.

Namun kekhawatiran mereda pada pertengahan minggu sehingga membuat indeks dolar AS menguat. Indeks dolar AS naik 0,6 persen ke level 92,82.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya