Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat tipis pada perdagangan Selasa pekan ini.
Mengutip Bloomberg, Selasa (5/9/2017), rupiah dibuka di angka 13.338 per dolar AS, menguat jika dibandingkan degan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.339 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.333 per dolar AS hingga 13.342 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah mampu menguat 1,01 persen.
Advertisement
Baca Juga
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.336 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.345 per dolar AS.
Dolar AS memang tertekan di kawasan Asia terutama terhadap yen Jepang dan Franc Swiss karena ketakutan dunia akan tes rudal Korea Utara.
"Situasi Korea Utara menimbulkan risiko bagi pasar, ini seperti tanpa akhir sehingga membatasi pembelian dolar AS," jelas ekonom senior Sumitomo Mitsui Trust, Ayako Sera.
Research Analyst FXTM Lukman Otunuga menambahhkan, Dolar AS memang sulit untuk menguat terhadap sekeranjang mata uang pada hari Senin dan berlanjut pada Selasa ini. Penyebabnya karena data ketenagakerjaan AS yang dirilis Jumat lalu mengecewakan dan mempertipis prospek kenaikan suku bunga AS.
Data pasar tenaga kerja yang mengecewakan, inflasi yang lemah, dan drama politik di Washington memperburuk situasi sehingga Dolar AS berpotensi semakin melemah.
Tonton Video Menarik Berikut Ini:
Korea Utara
Media asal Korea Selatan melaporkan, saat ini Korea Utara kembali melakukan aktivitas terkait program rudal dan hulu ledak nuklirnya. Aksi itu dilakukan terpaut dua hari setelah negara yang dipimpin Kim Jong-un itu melakukan detonasi uji coba bom hidrogen pada Minggu, 3 September 2017.
Asia Business Daily, media asal Korsel, mengutip sumber intelijen menyebut, Korea Utara tampak telah memindahkan rudal balistik ke wilayah pantai barat Korut. Demikian seperti dilansir Sky News, Selasa (5/9/2017).
Wilayah di pantai barat itu merupakan salah satu area tempat fasilitas program peluncuran rudal Korea Utara berada.
Menurut laporan intelijen yang diperoleh dari Asia Business Daily, proses pemindahan itu dilakukan pada malam hari, untuk menghindari intaian spionase asing.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan menjelaskan, pihaknya belum mampu mengonfirmasi laporan tersebut. Akan tetapi, pada Senin kemarin, Negeri Ginseng menyebut bahwa tetangganya di Utara diperkirakan telah siap dan akan kembali meluncurkan misil dalam waktu dekat.
Sementara itu, beberapa jam sebelum laporan intelijen itu mencuat ke permukaan, sejumlah kapal Angkatan Laut Korea Selatan menggelar latihan menembak (live-fire drills) di Laut Jepang.