Usai Pidato Yellen, Rupiah Kembali Tertekan

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.368 per dolar AS hingga 13.398 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 27 Sep 2017, 13:25 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2017, 13:25 WIB
IHSG Berakhir Bertahan di Zona Hijau
Petugas menata tumpukan uang kertas di Cash Center Bank BNI di Jakarta, Kamis (6/7). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada sesi I perdagangan hari ini masih tumbang di kisaran level Rp13.380/USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali bergerak melemah pada perdagangan Rabu ini. Pidato Gubernur Bank Sentral AS mendorong penguatan dolar AS yang cukup tinggi. 

Mengutip Bloomberg, Rabu (27/9/2017), rupiah dibuka di angka 13.387 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.374 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.368 per dolar AS hingga 13.398 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih mampu menguat 0,71 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.384 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.348 per dolar AS.

Dolar AS memang menguat terhadap beberapa mata uang yang didukung oleh pernyataan dari Gubernur Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) Janet Yellen.

Kemarin, Yellen mengatakan bahwa the Fed masih patuh kepada rencana pengetatan kebijakan moneter dengan menaikkan suku bunga acuan.

"Komentar yang baru saja keluar tersebut menandakan bahwa angka inflasi tidak akan berpengaruh terhadap rencana kenaikan suku bunga acuan," jelas analis Daiwa Securities, Yukio Ishizuki.

Sebelumnya, Research Analyst ForexTime Lukman Otunuga menjelaskan, pasar finansial benar-benar dikejutkan pada hari Jumat setelah Bank Indonesia tanpa diduga memangkas suku bunga acuan utama untuk bulan kedua berturut-turut di bulan September.

BI memangkas suku bunga 7-day repo sebesar 25 basis poin menjadi 4,25 persen untuk mendorong pertumbuhan kredit dan konsumsi. Langkah mengejutkan dari BI juga menunjukkan keyakinan BI dalam mempersiapkan kebijakan moneter AS yang lebih ketat dan mengatasi inflasi domestik.

Rupiah melemah terhadap Dolar AS di hari Jumat pasca pemangkasan suku bunga dan ini berlanjut di sesi perdagangan hari Senin.

"Spekulasi kenaikan suku bunga AS di bulan Desember memperkuat Dolar AS sehingga mata uang pasar berkembang termasuk rupiah berpotensi melemah," jelas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya