Tekanan Besar, Rupiah Sempat Melemah ke 13.546 per Dolar AS

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.475 per dolar AS hingga 13.546 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 02 Okt 2017, 13:35 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2017, 13:35 WIB
IHSG Berakhir Bertahan di Zona Hijau
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.475 per dolar AS hingga 13.546 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan di awal pekan ini. Pelemahan rupiah hingga ke level 13.546 per dolar AS.

Mengutip Bloomberg, Senin (2/10/2017), rupiah dibuka di angka 13.478 per dolar AS, melemah tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.472 per dolar AS. Menjelang siang, pelemahan rupiah semakin dalam hingga menyentuh angka 13.546 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.475 per dolar AS hingga 13.546 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 0,30 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.499 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan pada Jumat lalu yang ada di angka 13.492 per dolar AS.

Dolar AS memang langsung melonjak terhadap beberapa mata uang dunia di perdagangan Senin ini karena kenaikan imbal hasil surat utang AS. Sedangkan euro tertekan karena investor terus memantau referendum Catalonia dari Spanyol.

Kenaikan imbal hasil surat utang AS membuat dolar AS terus melonjak. Imbal hasil surat utang AS untuk tenor 10 tahun naik menjadi 2,360 persen pada perdagangan di Asia akhir pekan lalu. Pendorong penguatan ini karena sinyal dari Bank Sentral AS untuk terus melanjutkan kenaikan suku bunga di akhir tahun ini.

Lukman Otunuga Research Analyst FXTM menjelaskan, perdagangan memang sangat suram untuk mata uang pasar berkembang. Sebagian besar mata uang ini mengalami tekanan jual tinggi karena dolar AS menguat.

Ekspektasi kenaikan suku bunga AS di bulan Desember semakin meningkat, dan rupiah, seperti banyak mata uang pasar berkembang lainnya, merasakan dampak dari pergeseran sentimen ini.

Walaupun Rupiah mungkin semakin melemah terhadap Dolar AS di jangka pendek, fundamental makro Indonesia yang semakin stabil seharusnya akan mendukung Rupiah di jangka yang lebih panjang," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya