Aksi Ambil Untung Tekan Harga Minyak

Harga minyak mentah Brent ditutup turun 12 sen atau 0,2 persen menjadi US$ 56 per barel.

oleh Arthur Gideon diperbarui 04 Okt 2017, 06:00 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2017, 06:00 WIB
Harga Minyak
(foto:xinhua)

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak turun pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta) karena spekulan melakukan aksi ambil untung di hari kedua setelah kenaikan yang cukup besar pada perdagangan sebelumnya. Selain itu, penurunan harga minyak pada perdagangan Selasa juga karena kekhawatiran peningkatan produksi di AS.

Mengutip Reuters, Rabu (4/10/2017), harga minyak mentah Brent ditutup turun 12 sen atau 0,2 persen menjadi US$ 56 per barel. Sedangkan kontrak minyak mentah AS turun 16 sen atau 0,3 persen menjadi US$ 50,42 per barel.

Minyak Brent membukukan kenaikan kuartal ketiga sekitar 20 persen, kenaikan terbesar untuk kuartal tersebut sejak 2004, dan diperdagangkan setinggi US$ 59,49 per barel pada pekan lalu, namun sejak itu turun sekitar 6 persen.

"Harga minyak telah mencapai saat dimana pelaku pasar membutuhkan tambahan informasi positif untuk menjaga kenaikan harga," jelas market research Tradition Energy in Stamford, Connecticut, Gene McGillian.

"Pelaku pasar melihat apakah harga minyak saat ini sudah mencerminkan permintaan dan juga prospek pertumbuhan ke depannya." lanjut dia.

Harga minyak naik pada perdagangan sebelumnya setelah pernyataan dari Sekretaris Jenderal Organisasi Negara Pengekspor Minyak atau Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) Mohammad Barkindo menyatakan bahwa tingkat kepatuhan negara-negara pengekspor minyak pada kesepakatan pengurangan produksi sangat tinggi.

Selain itu, pada pekan kemarin harga minyak naik karena ketegangan di Kurdistan Irak setelah wilayah tersebut melakukan referendum dan Turki mengancam untuk menutup jalur pipa yang membawa minyak dari wilayah tersebut ke Laut Tengah.

Penurunan harga minyak juga karena kekhawatiran peningkatan produksi. AS menambahkan enam rig minyak sampai 29 September, sehingga jumlah totalnya menjadi 750 sumur yang beroperasi, menurut data dari perusahaan jasa energi Baker Hughes General Electric Co.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya