Investor Mencari Pengganti Yellen, Pelemahan Rupiah Berakhir

Pada perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.465 per dolar AS hingga 13.515 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 04 Okt 2017, 13:15 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2017, 13:15 WIB
Rupiah-Melemah-Tipis-Atas-Dolar
Petugas Bank tengah menghitung uang rupiah di Bank BRI Syariah, Jakarta, Selasa (28/2). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah tipis pada perdagangan Selasa pekan ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Rabu pekan ini, setelah sebelumnya mengalami tekanan yang cukup dalam.

Mengutip Bloomberg, Rabu (4/10/2017), rupiah dibuka di angka 13.502 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.542 per dolar AS. Perdagangan kemarin, rupiah sempat menyentuh angka 13.600 per dolar AS.

Pada perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.465 per dolar AS hingga 13.515 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 0,15 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.489 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.582 per dolar AS.

Penguatan Dolar AS memang mereda pada perdagangan hari ini. Pelaku pasar masih meraba-raba rencana penunjukan Gubernur Bank Sentral AS oleh Presiden AS Donald Trump. Ada beberapa kandidat yang dipandang bisa menggantikan Janet Yellen.

"Gubernur Bank Sentral AS selanjutnya harus bisa menstabilkan pasar keuangan secara jangka panjang," kata analis senior SMBC Trust Bank, Tokyo, Jepang, Keiko Ninomiya.

Dolar AS sebelumnya memang menguat cukup tinggi karena adanya banyak sentimen. Sentimen pertama adalah rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS. Sentimen kedua adalah rencana reformasi perpajakan Donald Trump.

"Dolar AS baru ini menguat pada ekspektasi kenaikan suku bunga Fed pada bulan Desember dan harapan pemotongan pajak. Namun pasar telah menyelesaikan penetapan harga," kata analis Barclays Shinichiro Kadota.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya