Total Transaksi Tembus Rp 16,86 T di Trade Expo Indonesia 2017

Perolehan transaksi mencapai US$ 1,26 miliar dalam Trade Expo Indonesia (TEI) 2017 melebihi target yang ditetapkan US$ 1,1 miliar.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 15 Okt 2017, 19:48 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2017, 19:48 WIB
ITE Targetkan Perdagangan International hingga Rp14,6 Triliun
Pengunjung melihat produk biji kopi yang sudah diolah di pameran Indonesia Trade Expo (ITE) 2017 di ICE, BSD, Tangerang Selatan, Rabu (11/10). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Transaksi dalam Trade Expo Indonesia (TEI) 2017 mencapai US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 16,86 triliun dari acara yang berlangsung 11-15 Oktober 2017. Nilai ini melampaui target yang ditetapkan sebesar US$ 1,1 miliar.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyampaikan hal itu saat penutupan penyelenggaran TEI 2017, Minggu (15/10/2017). Nilai transaksi ekspor ini juga masih akan terus bertambah dengan terealisasinya kontrak dagang dari beberapa order potensial dari para buyer yang tengah melakukan kunjungan lapangan ke daerah produksi eksportir masing-masing.

"Ajang promosi berskala internasional TEI 2017 berhasil memperoleh transaksi sangat memuaskan sebesar US$ 1,268 miliar. Nilai ini naik 24,3 persen dari perolehan 2016 yang sebesar US$ 1,02 miliar. Antusiasme buyer sangat menggembirakan, dan berbangga dengan naiknya nilai transaksi ini," kata Enggartiasto dalam keterangan tertulis.

Pada penutupan tercatat sebanyak 22.088 pengunjung dari 113 negara. Negara dengan jumlah kunjungan buyer tertinggi selain dari Indonesia yaitu, Jepang, Afganistan, Arab Saudi, India dan Malaysia.

Yang menarik, sejak dibuka pada Rabu, 11 Oktober 2017, perolehan TEI 2017 telah sesuai dengan tujuan awal yakni diversifikasi pasar dan produk.

"Pencapaian ini menumbuhkan optimisme pada peningkatan kinerja ekspor nasional tahun ini," kata Enggartiasto.

Banyak buyer datang dari negara nontradisional antara lain kawasan Afrika, Eurasia, Timur Tengah, Asia Selatan, hingga Amerika Selatan.

Para eksportir Indonesia juga beragam mulai dari usaha kecil menengah (UKM), perusahaan swasta, BUMN dan perusahaan yang dikoordinasi pemerintah daerah.

"Inilah fakta yang membuat kita cukup optimis bahwa diversifikasi terjadi tidak saja dalam hal pasar atau negara asal buyer, tetapi juga dalam hal peserta pameran, yang tentunya dapat memperkuat kapasitas ekspor nasional di masa depan," kata dia.

Pencapaian diversifikasi produk terlihat dari produk yang paling diminati selama TEI, yaitu batu bara, kopi, minuman, otomotif dan komponennya, CPO, makanan olahan, produk elektronik dan listrik, produk pertanian, minyak esensial, dan kosmetik.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Pemerintah Terus Pantau Kontrak Dagang yang Dihasilkan

Selain itu, antusiasme buyer juga terlihat untuk produk pangan dan kuliner Indonesia. Sekitar 160stan dari 34 provinsi di Indonesia turut meramaikan Promosi Kuliner dan Pangan Nusantara 2017.

Nilai transaksi yang terjadi di Pangan Nusantara cukup signifikan, yaitu sebesar Rp 15 miliar yang terdiri dari outlet kuliner nusantara Rp 1,4 miliar dan transaksi pesanan buyer luar negeri terhadap produk yaitu kopi, teh, makanan ringan, dan abon Rp 13,6 miliar.Hasil transaksi TEI 2017 diyakini akan terus bertambah.

"Nilai ini diyakini akan terus meningkat meskipun TEI ditutup hari ini. Rangkaian proses transaksi yang dilakukan selama TEI terus berlanjut dengan adanya sebagian buyer yang masih akan menindaklanjuti beberapa transaksi pembelian di luar pameran," ungkap Enggartiasto.

Enggartiasto mengapresiasi prestasi para eksportir Indonesia yang mampu bersikap profesional danmampu meyakinkan para buyer mancanegara untuk bertransaksi di tengah perlambatan ekonomidunia.

"Artinya, para eksportir kita sudah mampu menghasilkan produk yang sesuai dengan seleraatau minat pasar, berdaya saing tinggi dengan harga yang kompetitif," ujar dia.

Selain itu menurut Enggartiasto, tingginya jumlah dan keragaman negara asal buyer juga perlu diapresiasi.

Ini merupakan kerja keras Kemendag bekerja sama dengan Kementerian Luar Negerimelalui 132 kantor perwakilan RI di luar negeri, 23 atase perdagangan, 19 kantor Indonesian TradePromotion Center (ITPC), 1 Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia, serta 1 Konsul Perdaganganmaupun KADIN negara-negara sahabat.

Banyak kunjungan kehormatan di antaranya dengan Perdana Menteri Laos, Wakil Perdana Menteri Turki, Wakil Menteri Perdagangan Rumania, sejumlah pejabat setingkat Menteri lainnya, dan sejumlah duta besar negara-negara sahabat beserta delegasi dagang mereka yang menjadi awal yang prospektif bagi hubungan dagang di masa mendatang. Mendag memberikan apresiasi yang tinggi kepada para perwakilan perdagangan dan dukungan dari Kementerian Luar Negeri.

Secara spesifik, dari sisi hubungan bisnis jangka panjang juga mencatat pencapaian tersendiri.Sedikitnya telah terlaksana penandatanganan 35 MoU yang berasal dari 17 negara dengan nilaiUS$ 228,02 juta atau naik sebesar US$ 20 juta jika dibandingkan MoU misi pembelian pada TEI2016 yang sebesar US$ 207,9 juta.

Nilai transaksi tertinggi berdasarkan urutan negara pada misipembelian TEI 2017, yaitu Arab Saudi, Malaysia, Mesir, Thailand, Australia, India, Brasil, Belgia, Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Jerman, Singapura, Spanyol, Nigeria, Taiwan, dan Belanda.

Selain itu, terdapat pula MoU yang berisi kesepakatan penjualan batu bara kepada buyer yangberasal dari Laos atas upaya KBRI di Vientiane, Laos sebesar US$ 588 juta atau setara denganRp 7,82 triliun. "Pemerintah akan terus memantau dan membantu tindak lanjut kontrak dagangyang dihasilkan TEI 2017 ini," tegas Enggartiasto.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya