Kalteng Tambah Proyek Pembangkit 2x100 MW

Saat ini, dijelaskan Otto pihaknya sudah pada tahap pekerjaan sipil berupa pembuatan pondasi boiler, turbin dan lainya.

oleh Rajana K diperbarui 17 Okt 2017, 16:00 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2017, 16:00 WIB
Progress Pembangunan Pembangkit Listrik 35.000 MW untuk Indonesia
Progress sebaran pembangkit listrik dan jaringan tranmisi yang telah dibangun PT. PLN demi program 35.000 MW untuk Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Setelah berhasil membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 2X100MW di Kabupaten Pulang Pisau dan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) 155 MW di Kabupaten Barito Utara, Kalteng kembali bangun PLTU 2X100MW di Kabupaten Gunung Mas.

Tak tanggung-tanggung, biaya pembangunannya diperkirakan mencapai angka US$ 200 juta atau sekitar Rp 2,7 triliun (kurs: Rp 13.500 per dolar). Dengan adanya tiga pembangkit listrik ini maka defisit listrik yang selama ini terjadi akan segera berakhir.Pembangunan PLTU yang berlokasi di Desa Tumbang Kajuei, Kecamatan Rungan, Kabupaten Gunung Mas itu sekarang sudah pada tahap pembangunan fisiknya.

"Saat ini pembangunan fisiknya sudah mencapai 15 persen dan pembangunanya ditarget tuntas pada Tahun 2019," ujar Otto, Direktur PT. SKS Listrik Kalimantan, pengembang proyek ini saat ditemui di Palangka Raya, Selasa (17/10/2017).

Saat ini, dijelaskan Otto pihaknya sudah pada tahap pekerjaan sipil berupa pembuatan pondasi boiler, turbin dan lainya.

"Dalam waktu dekat pekerjaan mekanikal akan segera dimulai,"ujarnya.

Dijelaskannya, pembangunan PLTU yang lokasinya sekitar 5 jam perjalanan darat dari Palangka Raya ini bukan tanpa alasan. "Kita membangun proyek ini dekat bahan baku utamanya yaitu batu bara. Ini istilahnya proyek di mulut tambang," jelasnya.

Dengan dibangun dekat dengan bahan baku maka selain memudahkan untuk mendapatkan bahan baku, secara hitung-hitungan jauh lebih ekonomis dan efisien.

"Apalagi perjanjian kita dengan pemerintah dalam hal ini PLN kita akan menyerahkan aset ini setelah 25 tahun kemudian jadi pasokan batubara sangat penting," katanya.

Sementara itu Pemerintah Provinsi sangat berharap agar proyek yang merupakan bagian dari Mega Proyek 35.000 MW itu bisa segera tuntas dan beroperasi."Manfaatnya jelas sangat banyak. Bagi penduduk lokal minimal bisa memberikan lapangan pekerjaan tetap dan rumah mereka tak lagi gelap gulita."

Hardy Rampay, Asisten Ekonomi Pembangunan Pemprov Kalteng mengatakan, selama ini, keluhan dari masyarakat Kalimantan Tengah benyak mengenai listirk.

"Dalam skala lebih luas investasi di Kalteng sebagai bergairah. Sebab salah satu keluhan para investor yakni kelistrikan Kalteng yang masih minim,"ujar Hardy.

Karena itu mantan pejabat Bupati Gunung Mas itu berharap pihak perusahaan bisa merekrut tenaga lokal sebagai karyawan mereka."Ini penting agar.masyarakat juga merasa memiliki perusahaan karena mereka.juga bekerja di sana," pungkasnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya