Rupiah Melemah, BI Mulai Intervensi

Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan memang selama ini pergerakan rupiah diserahkan ke mekanisme pasar.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 27 Okt 2017, 14:54 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2017, 14:54 WIB
Rupiah Menguat Tipis atas Dolar
Petugas bank menghitung uang dollar AS di Jakarta, Jumat (20/10). Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) masih belum beranjak dari level Rp 13.500-an per USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia langsung sigap menahan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terjadi dalam beberapa hari belakangan ini. Terbukti, BI mulai mengguyur pasokan valas di pasar dengan menggunakan cadangan devisa yang dimiliki.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan, memang selama ini pergerakan rupiah diserahkan ke mekanisme pasar. Sehingga akan mencerminkan suply dan demand pasar valas di Indonesia itu sendiri.

"Sejauh ini memang pergerakan nilai tukar lebih karena faktor eksternal dan dialami seluruh negara, maka sasaran melakukan stabilisasinya memang diutamakan. Memang Oktober kita banyak melakukan intervensi pasar valas, tapi kita juga mulai lakukan pembelian SBN di pasar sekunder," papar Perry di Kompleks Bank Indonesia, Jumat (27/10/2017).

Dengan intervensi yang dilakukan Bank Indonesia tersebut, dipastikan rupiah tetap dalam koridor yang sesuai dengan fundamental ekonomi Indonesia.

Mengenai cadangan devisa, ditegaskan Perry, meski telah digunakan untuk melakukan intervensi di pasar valas, jumlahnya masih cukup aman.

"Cadev (cadangan devisa) kita jauh lebih besar dan jauh mencukupi untuk melakukan stabiliasai nilai tukar rupiah. Itu bisa dilihat dari indikator baik dari sisi jumlah bulan impor dan utang luar negeri, jauh mencukupi dari standar iternasional," ucapnya.

Seperti diketahui, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (JISDOR), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini melemah ke level 13.630 per dolar AS. Pada hari sebelumnya, rupiah masih di level 13.560 per dolar AS. (Yas)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya